DECEMBER 9, 2022
Internasional

Gaza Sebut Israel Hanya Izinkan Masuknya 109 Truk, Saat Bantuan Udara Gagal

image
Rakyat Palestina di Gaza yang terancam kelaparan (Foto: The Washington Post)

ORBITINDONESIA.COM - Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan, Israel hanya mengizinkan 109 truk memasuki Jalur Gaza pada Selasa, 29 Juli 2025, tetapi sebagian besar dijarah di tengah sengkarut keamanan yang semakin buruk.

"Hari ini, 109 truk dapat masuk ke Gaza, sebagian besar dijarah dan karena kekacauan keamanan sistematis yang sengaja diberlakukan oleh Israel,” kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.

Kantor Gaza itu menambahkan bahwa tujuan Israel adalah “menyabotase distribusi bantuan dan menghilangkan bantuan bagi warga sipil sebagai bagian dari rekayasa kekacauan dan kelaparan.”

Baca Juga: Dunia, Saatnya Ubah Derita di Gaza Jadi Kebangkitan Baru Palestina

Kantor tersebut menekankan bahwa operasi penerjunan bantuan udara gagal menjangkau mereka yang membutuhkan, dengan "empat dari enam bantuan melalui udara mendarat di wilayah yang dikuasai militer Israel atau di lingkungan tempat warga sipil diperintahkan untuk mengungsi."

Mereka yang berada di wilayah tersebut akan menjadi target langsung dan dibunuh sehingga bantuan lewat udara tidak hanya sia-sia tapi juga membahayakan rakyat yang kelaparan.

Kantor Media itu menekankan bahwa Gaza membutuhkan setidaknya 600 truk bantuan dan bahan bakar setiap hari untuk memenuhi kebutuhan warga sipil.

Baca Juga: PM Keir Starmer: Inggris Bakal Segera Akui Negara Palestina Jika Israel Tak Perbaiki Kondisi Gaza

Israel telah memberlakukan blokade di Gaza selama 18 tahun dan sejak 2 Maret telah menutup semua penyeberangan, menghalangi masuknya konvoi bantuan, dan mengabaikan seruan internasional untuk membukanya kembali.

Sedikitnya 147 orang telah meninggal karena kelaparan sejak Oktober 2023, termasuk 88 anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Hal ini terjadi ketika Israel pada Minggu, 27 Juli 2025, mengumumkan rencana untuk jeda pertempuran sementara yang terlokalisasi guna memungkinkan pengiriman bantuan melalui koridor aman yang telah ditentukan di tengah meningkatnya tuduhan bahwa tindakan tersebut merupakan upaya untuk menutupi perannya dalam bencana kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza.***

Berita Terkait