DECEMBER 9, 2022
Kolom

Gaza Dibiarkan Kelaparan, Saat Barat Gagal Akhiri Tragedi Kemanusiaan Bangsa Palestina

image
Kondisi infrastruktur Jalur Gaza yang hancur akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. ANTARA/Anadolu/am. (ANTARA/Anadolu)

ORBITINDONESIA.COM - Melalui layar media, entah itu di ponsel, laptop atau di televisi, setiap orang saat ini bisa mengetahui mengenai penderitaan kelaparan dan genosida di Gaza.

Krisis kemanusiaan di Gaza yang menyayat hati adalah bencana buatan manusia (baca: Zionis Israel) yang telah melakukan pengepungan, pemboman, dan penghentian pemberian bantuan dari badan internasional yang kredibel seperti UNRWA.

Telah diulas di sejumlah media bahwa para anggota keluarga di Gaza ada yang bertahan hidup dengan gulma, pakan ternak, atau tidak ada pangan sama sekali. Selain itu, diberitakan pula mengenai anak-anak yang kelaparan meninggal di tempat pengungsian atau fasilitas medis yang penuh sesak, para pekerja bantuan sendiri disebut ada yang pingsan karena kelaparan.

Baca Juga: Israel Makin Menggila, Kepala RS Lapangan Gaza Diculik Pasukan Khusus Zionis Israel

Secara keseluruhan terdapat lebih dari 2 juta orang penduduk di wilayah kantung Palestina tersebut, yang kini terputus dari akses terhadap bahan makanan, air bersih, dan pasokan medis yang memadai.

Ironisnya, tragedi ini tidak dilakukan oleh junta militer atau negara yang dipimpin diktator/otoritarian, tetapi dilakukan oleh sebuah negeri yang mengaku sebagai "kekuatan demokrasi" di Timur Tengah, yaitu Israel.

Tidak heran bila kata "mengerikan" merupakan satu kata yang disebut Sekjen PBB Antonio Guterres kepada awak media di kantor pusat PBB pada medio Juli ini, untuk menggambarkan situasi penderitaan kemanusiaan yang tengah terjadi di Gaza.

Baca Juga: Menlu Inggris David Lammy Isyaratkan Aksi Lanjutan Terhadap Israel Terkait Krisis Jalur Gaza

Sekjen PBB juga menyoroti bahwa banyak korban sipil, termasuk anak-anak, yang tewas di saat mereka sedang mencari bantuan.

Sebelumnya di tempat yang sama pada kesempatan berbeda, Guterres menegaskan bahwa mencari bantuan untuk makan "tidak boleh menjadi hukuman mati", seraya menegaskan bahwa Israel memiliki kewajiban untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan masyarakat Palestina di Gaza.

Dia juga mengingatkan bahwa kelaparan sudah sangat meluas bahkan hingga pekerja kemanusiaan yang bertugas membagikan pangan pun berada dalam kondisi lapar.

Baca Juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Ketuk Hati Nurani Pemimpin Dunia Perjuangkan Perdamaian Gaza

Untuk itu, Guterres menekankan perlunya solusi yang mendesak dan praktis melalui tindakan konkret untuk memastikan bantuan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Halaman:

Berita Terkait