Catatan Denny JA: Petrodollar, Uang Kertas, Minyak, dan Tahta Amerika
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 16 Juli 2025 09:24 WIB

-000-
Petrodollar bukan hanya perjanjian keuangan, ia adalah pakta militer.
Setiap dolar dalam pom bensin Anda menyimpan gema dari F-15 yang dikirim ke Riyadh, dari kapal induk di Teluk Persia, dari invasi yang dipoles diplomasi.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Big Oil, Ketika Perusahaan Lebih Kuat Dibanding Negara
Ketika Saddam Hussein mengusulkan menjual minyak Irak dengan euro, Baghdad diserbu.
Ketika Gaddafi mencoba menciptakan dinar emas untuk Afrika, Tripoli dibom NATO.
“Perlindungan” adalah eufemisme. Dalam tatanan petrodollar, rudal adalah penjaga stabilitas moneter.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Mesiu dan Perang dari Ladang Minyak
Dolar tidak hanya dicetak di Washington. Ia dicetak juga di medan perang.
Kini, sesuatu mulai bergeser. Seperti retakan halus di kaca jendela yang tenang.
China membeli minyak dari Rusia dengan yuan. India membayar minyak dengan rupee. BRICS berbicara tentang alternatif SWIFT. Dan Saudi perlahan mulai menjajaki transaksi non-dolar.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Pertamina, dari Sumur Minyak Rakyat ke Rantai Global
Shanghai bukan Washington. Tapi dunia mulai melirik Timur.