Catatan Denny JA: Matahari Terbit di Ladang Minyak, Transisi Energi dan Ketakutan Oligarki Lama
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 15 Juli 2025 11:26 WIB

Minyak, Bisnis, dan Politik (10)
ORBITINDONESIA.COM - Pada suatu pagi kelabu di Laut Utara, seorang teknisi bernama Erik turun dari helikopter. Ia menuju sebuah rig pengeboran tua milik BP.
Tak jauh darinya, turbin angin menjulang anggun, baling-balingnya berputar pelan menyentuh kabut.
Erik menatap keduanya—rig dan turbin. Lalu ia berkata lirih, “Ini seperti melihat masa lalu dan masa depan bersalaman, tanpa tahu siapa yang akan bertahan.”
Di tempat yang sama, dua dunia berdiri berdampingan. Satu dunia ditopang fosil yang membakar peradaban selama seabad lebih.
Dunia lainnya, belum sepenuhnya lahir, tapi sudah mengembuskan janji.
Baca Juga: LSI Denny JA Sebut Angka Golput Pilkada 2024 di 7 Provinsi Tinggi, Ini Alasannya
Apakah dunia baru yang hijau bisa lahir tanpa mengguncang fondasi dunia lama yang hitam?
Itu bukan sekadar pertanyaan teknis. Ia adalah teka-teki eksistensial. Sebab di balik logam dan kabel, tersembunyi rasa takut: ketakutan para oligarki lama bahwa sejarah tak lagi ditulis dengan tinta minyak.
- 000-
Transisi energi bukan gagasan baru. Sejak krisis minyak 1973, manusia mulai menatap ke arah matahari dan angin.