DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mantra Dunia Minyak, Ketahanan dan Kemandirian Energi

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Energi, Politik, dan Bisnis: Simfoni atau Perebutan?

Energi adalah sumber daya paling politis. Harga BBM bisa menjadi harga politik. Subsidi energi menjadi alat popularitas. Eksplorasi terganggu oleh tarik-menarik kepentingan.

Contoh tragis: Nigeria. Minyak menjadi kutukan. Korupsi merajalela. Perusahaan asing dan elite lokal menjalin simbiosis predatoris.

Baca Juga: Riset LSI Denny JA: Gebrakan Prabowo Subianto, Antara Gagasan Besar dan Kesiapan Tata Kelola Pemerintahan

Sebaliknya, Arab Saudi menggunakan perusahaan minyak nasionalnya, Saudi Aramco, sebagai alat reformasi fiskal dan modernisasi ekonomi.

Pertanyaannya: akan jadi seperti siapa Indonesia?

-000-

Baca Juga: Riset LSI Denny JA: Publik Berharap Prabowo Subianto Jadi Bapak Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Masalah Indonesia, Hari Ini: Jalan Masih Terjal

Produksi minyak dan gas bumi (migas) menurun. Target pencapaian produksi harian (lifting) 1 juta barel per hari belum tercapai. Proyek kilang tersendat. Cadangan menipis. Transisi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) masih lamban.

Target nasional: kemandirian energi pada tahun 2045. Tapi tanpa terobosan, itu hanya akan menjadi retorika.

Baca Juga: ANALISIS: Mengapa IHSG Bisa Anjlok yang Memicu Halt Trading

Peta Jalan (Roadmap) yang Realistis:

Halaman:

Berita Terkait