DECEMBER 9, 2022
Internasional

China Respons Rencana Iran Tutup Selat Hormuz, Jalur Pasokan Minyak Dunia

image
Ilustrasi Selat Hormuz (FotoL IDN Financials)

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah China merespons rencana parlemen Iran untuk menutup satu titik penyeberangan strategis pasokan minyak dan gas dunia, Selat Hormuz.

"Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute penting untuk perdagangan barang dan energi internasional. Menjaga keamanan dan kestabilan kawasan ini merupakan kepentingan bersama masyarakat internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Senin, 23 Juni 2025.

Parlemen Iran pada Minggu, 22 Juni 2025 sepakat bahwa Selat Hormuz harus ditutup, menurut anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran.

Baca Juga: Amir Saeid Iravani: Iran Desak PBB Agar Fasilitas Nuklir Israel Juga Diawasi IAEA

Langkah tersebut merupakan pertama kali dilakukan Iran sepanjang konflik Iran-Israel berlangsung sejak 1979.

Sebagian besar ekspor minyak dari negara-negara besar regional harus melewati Selat Hormuz mulai dari Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Qatar, Iran hingga Kuwait.

"China menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya guna mendorong deeskalasi konflik, dan mencegah kekacauan regional berdampak lebih besar pada pertumbuhan ekonomi global," ungkap Guo Jiakun.

Baca Juga: Menlu Sugiono Apresiasi Azerbaijan Bantu Evakuasi 96 Warga Negara Indonesia dari Iran

Upaya untuk memblokir Selat Hormuz dinilai dapat menimbulkan konsekuensi besar bagi ekonomi global mengingat sekitar 20 juta barel minyak mentah per hari atau 20 persen dari konsumsi global didistribusikan melalui selat tersebut pada 2024 berdasarkan data Badan Informasi Energi.

Menurut data perdagangan, hingga Minggu pukul 23.48 waktu setempat, minyak mentah Brent diperdagangkan naik 2,45 persen senilai 77,33 dolar AS (sekitar Rp1,27 juta) per barel di tengah meningkatnya konflik antara Iran dan Israel.

"Komunikasi antara China dan Iran, terus berlangsung. Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Wang Yi telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi melalui telepon dan menyatakan bahwa China siap untuk meningkatkan komunikasi dengan Iran dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus memainkan peran konstruktif dalam upaya deeskalasi," ungkap Guo Jiakun.

Baca Juga: Iran: Fasilitas Nuklir Israel Harus Diawasi Badan Tenaga Atom Internasional

Terkait dengan serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, China kembali menyatakan bahwa hal itu secara serius melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB dan telah memperburuk ketegangan di Timur Tengah.

"Dewan Keamanan tidak dapat tinggal diam. China, Rusia, dan Pakistan mengusulkan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat, perlindungan warga sipil, penghormatan terhadap hukum internasional, dan keterlibatan dalam dialog dan negosiasi," papar Guo Jiakun.

Ketiga negara itu, menurut Guo Jiakun, bersama-sama berharap para anggota Dewan Keamanan PBB agar dapat bersama-sama mendukung rancangan resolusi mengenai situasi di Iran kepada Dewan Keamanan PBB dan memungkinkan DK PBB memainkan peran yang semestinya untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

Baca Juga: Iran Lanjutkan Pengayaan Uranium

"Menyerang fasilitas nuklir di bawah perlindungan IAEA merupakan pelanggaran serius terhadap tujuan dan prinsip Piagam PBB dan hukum internasional. China mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk mencegah situasi memburuk, memastikan pertempuran tidak meluas, dan kembali ke jalur penyelesaian politik," tegas Guo Jiakun.

Terkait evakuasi warga negara China dari Iran, Guo Jiakun menjelaskan Kementerian Luar Negeri, misi diplomatik dan konsuler China di Iran dan negara-negara lain, Kementerian Transportasi dan Administrasi Penerbangan Sipil teah berhasil mengevakuasi 3.125 warga negara China dari Iran ke tempat yang aman.

"Di antara mereka, ada bayi berusia 10 bulan, seorang lansia berusia 70 tahun, dan warga negara dari Hong Kong dan Taiwan. Karena warga negara China yang ingin meninggalkan Iran telah dievakuasi dengan selamat, evakuasi personel China di Iran telah selesai," ucap Guo Jiakun.

Baca Juga: Pasar Kripto dan Saham AS Terguncang Pasca Serangan AS Ke Iran

Pada saat yang sama, Kedutaan Besar China di Israel membantu dan mengatur evakuasi lebih dari 500 warga negara China dari Israel ke tempat yang aman, dan membantu beberapa warga negara dari Inggris, India, dan Polandia untuk dievakuasi dengan selamat.

"Selama evakuasi, negara-negara, termasuk Iran, Azerbaijan, Turkmenistan, Armenia, Turki, Irak, UEA, Oman, Kuwait, Mesir, dan Yordania, menawarkan dukungan yang berharga kepada kami, kami berterima kasih akan hal itu," ujar Guo Jiakun.

Namun, beberapa warga negara China memilih untuk tetap tinggal di Iran dan Israel.

Baca Juga: Tindakan Trump Mengebom Iran Membangkitkan Hantu Irak

"Kementerian kami mengingatkan mereka untuk tetap aman. Rekan-rekan kami di misi diplomatik dan konsuler China di Iran dan Israel telah tetap bertugas, dan akan terus melakukan segala yang mungkin untuk menawarkan bantuan kepada warga negara China di sana," jelas Guo Jiakun.

Sejak serangan perdana Israel, sedikitnya 430 orang telah tewas dan lebih dari 3.500 orang cedera di Iran akibat serangan-serangan Israel. Di lain pihak, Israel melaporkan 25 orang tewas dan ratusan lainnya cedera.***

Halaman:

Berita Terkait