China Respons Rencana Iran Tutup Selat Hormuz, Jalur Pasokan Minyak Dunia
- Penulis : Abriyanto
- Selasa, 24 Juni 2025 04:15 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah China merespons rencana parlemen Iran untuk menutup satu titik penyeberangan strategis pasokan minyak dan gas dunia, Selat Hormuz.
"Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute penting untuk perdagangan barang dan energi internasional. Menjaga keamanan dan kestabilan kawasan ini merupakan kepentingan bersama masyarakat internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Senin, 23 Juni 2025.
Parlemen Iran pada Minggu, 22 Juni 2025 sepakat bahwa Selat Hormuz harus ditutup, menurut anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran.
Baca Juga: Amir Saeid Iravani: Iran Desak PBB Agar Fasilitas Nuklir Israel Juga Diawasi IAEA
Langkah tersebut merupakan pertama kali dilakukan Iran sepanjang konflik Iran-Israel berlangsung sejak 1979.
Sebagian besar ekspor minyak dari negara-negara besar regional harus melewati Selat Hormuz mulai dari Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Qatar, Iran hingga Kuwait.
"China menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya guna mendorong deeskalasi konflik, dan mencegah kekacauan regional berdampak lebih besar pada pertumbuhan ekonomi global," ungkap Guo Jiakun.
Baca Juga: Menlu Sugiono Apresiasi Azerbaijan Bantu Evakuasi 96 Warga Negara Indonesia dari Iran
Upaya untuk memblokir Selat Hormuz dinilai dapat menimbulkan konsekuensi besar bagi ekonomi global mengingat sekitar 20 juta barel minyak mentah per hari atau 20 persen dari konsumsi global didistribusikan melalui selat tersebut pada 2024 berdasarkan data Badan Informasi Energi.
Menurut data perdagangan, hingga Minggu pukul 23.48 waktu setempat, minyak mentah Brent diperdagangkan naik 2,45 persen senilai 77,33 dolar AS (sekitar Rp1,27 juta) per barel di tengah meningkatnya konflik antara Iran dan Israel.
"Komunikasi antara China dan Iran, terus berlangsung. Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Wang Yi telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi melalui telepon dan menyatakan bahwa China siap untuk meningkatkan komunikasi dengan Iran dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus memainkan peran konstruktif dalam upaya deeskalasi," ungkap Guo Jiakun.
Baca Juga: Iran: Fasilitas Nuklir Israel Harus Diawasi Badan Tenaga Atom Internasional
Terkait dengan serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, China kembali menyatakan bahwa hal itu secara serius melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB dan telah memperburuk ketegangan di Timur Tengah.