DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Di Era Artificial Intelligence, Angkatan Puisi Esai Justru Menguat

image
Denny JA (tengah). (OrbitIndonesia/kiriman)

3. Didukung ekosistem sastrawi – buku, festival tahunan, komunitas, dana abadi.

4. Kolaboratif dengan AI – menjawab tantangan dan peluang di era digital.

5. Dampaknya nasional dan lintas negara – paling heboh dalam dua dekade terakhir.

Baca Juga: Orasi Denny JA: Mereka yang Dikubur di Hati Manusia

Namun, seperti api yang butuh angin untuk membesar, puisi esai pun harus terus dijaga agar tak terjebak dalam satu menara.

Gerakan ini akan mencapai keabadian justru ketika ia membuka diri: merangkul lebih banyak suara, mengkritik dirinya sendiri, dan berani berevolusi bersama denyut zaman.

Di sini, puisi esai bukan lagi sekadar genre, melainkan pertemuan antara keberanian dan kerendahan hati-seperti sungai yang tak pernah menolak anak-anak sungai baru, namun tetap mengalir menuju samudera kemanusiaan yang sama.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual

-000-

Menuju Panggung Internasional

September 2025, puisi esai akan diperkenalkan secara resmi di hadapan akademisi global pada 5th Conference for Asian Studies di Bonn, Jerman.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: 100 Tahun Gedung Bunga Rampai

Agus R. Sarjono menjadi pembicara. Makalah akan disebar melalui jurnal Orientierungen, dan kolaborasi internasional tengah dibangun, termasuk ke Tiongkok dan komunitas sastra global lainnya.

Halaman:

Berita Terkait