Di Era Artificial Intelligence, Angkatan Puisi Esai Justru Menguat
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 21 Juni 2025 06:37 WIB

Puisi Esai: Tumbuh Bersama Zaman
Setiap tahun sejak 2021, terbit 20–25 buku puisi esai. Festival digelar rutin berskala nasional dan ASEAN.
Dana abadi telah disiapkan untuk menopang kesinambungan gerakan ini sampai 50 tahun ke depan.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Mereka yang Dikubur di Hati Manusia
Yang lebih penting: tumbuh penulis-penulis Gen Z, bahkan kolaborasi antara penyair dan AI telah dimulai.
Format puisi esai menjawab tantangan zaman. Ia menggabungkan puitika, fakta, dan refleksi sosial.
Bukan puisi konvensional yang murni lirikal. Bukan esai kering yang hanya berbasis logika. Tapi gabungan keduanya yang mampu menyentuh, mencerdaskan, dan menggerakkan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual
Ia tidak bersembunyi di menara gading. Ia hadir di tengah peristiwa sosial: konflik, bencana, tragedi, perjuangan, cinta, ketidakadilan.
Dengan gaya yang segar dan format yang fleksibel, puisi esai menjawab krisis perhatian dengan kisah nyata.
-000-
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: 100 Tahun Gedung Bunga Rampai
Angkatan Sastra Baru