DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: 100 Tahun Gedung Bunga Rampai

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - (Di tahun 2025, Gedung itu berusia 100 tahun. Napas cinta tanah air yang direkam plafon dan dindingnya kini lahir kembali dalam sajian kuliner). (1)

-000-

1925, seratus tahun lalu.
Sebuah rumah berdiri.
Sebelum bangsa ini merdeka.
Sebelum Indonesia menulis konstitusi.

Ia bukan rumah biasa.
Dindingnya tak hanya menahan panas dan hujan,
tapi juga menyimpan sejarah.

Ini rumah
drg. Sunaryo—
dokter gigi pertama di tanah jajahan ini. 

Ia mengobati bukan cuma gusi dan gigi,
tapi juga luka batin
bangsa yang ingin berdiri sendiri.
Yang ingin merdeka.

-000-

Di tahun 2025,
aku duduk di kursi itu.

Masih kurasakan masa silam
yang tersimpan di plafon rumah ini.
Masih kualami percakapan masa lalu
yang menempel di dinding-dindingnya.

Tiga tahun sebelum Sumpah Pemuda,
rumah ini telah berdiri.

Gedung ini menyaksikan,
desah napas anak-anak muda,
yang mulai merajut impian bersama:
Satu Bangsa,
Satu Bahasa,
Satu Tanah Air.

Di ruang tamu itu,
aku membayangkan Bung Hatta duduk,
membuka kancing kerah bajunya,
menghela napas panjang,
dan berkata:
“Negeri ini terlalu berharga untuk terus dijajah.”

Tokoh-tokoh perjuangan datang dan pergi,
di rumah ini,
diiringi aroma teh melati
dan debat yang tak selalu lembut.

Terkadang,
meja pun bergetar
oleh ketukan amarah
dan harapan yang meluap,
meminta merdeka.

Lihatlah aroma gedung ini.
Ia menyimpan jantung para pejuang.
Mereka tak sempat menulis memoar, 
tapi menitipkannya pada udara di gedung ini.

-000-

Lalu waktu berputar.
2007 datang.

Rumah ini berubah rupa—
dari rumah pribadi
menjadi restoran Bunga Rampai.

Namun, arwah sejarah tak pernah pergi.
Ia hanya berpindah meja.

Cinta tanah air masih bersemayam
di aroma Nasi Seruni,
di gurih Sayur Lodeh Gedongan,
di lezatnya Wedang Ronde,
Es kopyor duren,
dan jajanan pasar Putri Mandi

yang menggoda pengunjung dari lima benua.

Dari Aceh ke Papua,
Indonesia dihidangkan
dalam piring-piring porselen.

Bung Hatta mungkin akan tersenyum,
melihat nasionalisme kini hadir
dalam santapan
dan pelayanan khas Indonesia.

Tamu yang datang berganti rupa.
Bukan lagi tokoh pergerakan,
tapi presiden—
dari Gus Dur hingga Jokowi.
Pada waktunya, Prabowo.

Bukan lagi pejabat kolonial Belanda,
tapi selebriti dunia—
dari artis terkenal Korea Selatan
hingga pemilik Facebook.

-000-

Hari ini, seratus tahun kemudian,
aku kembali duduk di bangku tua itu.

Gedung ini
bukan sekadar bangunan.

Ia adalah puisi panjang,
ditulis oleh seratus tahun peristiwa.
Dan masih terus bertambah baitnya
di setiap langkah pengunjungnya.

Di gedung ini,
dari 1925
hingga 2025,
masih bergema nafas yang sama, 

napas Cinta Tanah Air.***

Jakarta, 11 Juni 2025

CATATAN

(1) Gedung Bunga Rampai berdiri tahun 1925, rumah dokter gigi pertama Indonesia

https://youtu.be/fwbItnIf9I0?si=uKjLCqsuKn078qm-

-000-

Aneka puisi esai dan ratusan  esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa diliha

https://www.facebook.com/share/p/1FV5ZzgqgJ/?mibextid=wwXIfr

Halaman:

Berita Terkait