Catatan Denny JA: Jangan Sampai Indonesia Menjadi Negara Tuan Tanah
- Penulis : Arseto
- Kamis, 08 Mei 2025 19:26 WIB

Ini bukan fiksi. Ini Indonesia, tahun 2025.
-000-
Tak banyak yang menyangka bahwa sebuah pengumuman dari pejabat negara bisa terdengar seperti sirene darurat di tengah sunyi. Namun begitulah pernyataan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, pada 5 Mei 2025. (2)
Baca Juga: Catatan Denny JA: PHK Massal di Media Massa dan Lahirnya Angkatan Displaced Journalists
Ia tidak sekadar membacakan angka. Ia membuka luka lama bangsa ini—luka yang membelah antara tanah dan rakyatnya.
Dari 170 juta hektar daratan Indonesia, 70 juta hektar adalah kawasan non-hutan. Dari angka itu, 46 persen—sekitar 30 juta hektar—dikuasai oleh hanya 60 keluarga besar. Dan satu keluarga saja menguasai 1,8 juta hektar.
Sedangkan Samini, yang hanya menempati sepetak tanah warisan nenek moyangnya, harus bersiap diusir oleh aparat.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perkuat Budaya Lokal Melalui Festival Internasional
Apakah ini yang kita bayangkan dari negeri yang katanya merdeka?
Apakah ini makna dari ‘Tanah Air’ yang kita lantunkan dalam lagu kebangsaan?
Ketimpangan bukan hanya statistik. Ia adalah luka yang terasa nyata di tubuh bangsa. Dan luka ini berbahaya karena melukai tiga sendi kehidupan bangsa:
Baca Juga: Catatan Denny JA: Olahraga Padel Segera Naik Daun di Indonesia
Pertama, mengikis keadilan sosial.