Tahafut at-Tahafut, Buku Ibnu Rusyd yang Membela Pemikiran Filsafat yang Dikritik Al Ghazali
- Penulis : Abriyanto
- Kamis, 01 Mei 2025 02:32 WIB

Ibnu Rusyd. Tahafut at-Tahafut: Membela Pemikiran-Pemikiran Filsafat yang Dikritik Imam al-Ghazali. Penerjemah: M. Hasani Mubarok. Penerbit: DIVA Press. Tebal: 624 hlm.
ORBITINDONESIA.COM - Ibnu Rusyd memiliki pengaruh sangat besar dan kontribusi signifikan bagi kebangkitan intelektualisme filosofis dalam dunia Islam maupun di dunia Barat.
Ibnu Rusyd berhasil memperkenalkan pemikiran-pemikiran Aristoteles di Barat, yang kemudian menjadi tonggak kemajuan filsafat dan ilmu pengetahuan di Eropa pada Abad Pertengahan dan Renaisans.
Baca Juga: Buku tentang Ibnu Sina, Gangguan Mental dan Psikologi Islam
Di samping sebagai komentator paling otoritatif atas karya-karya Aristoteles, Ibnu Rusyd juga seorang filsuf muslim yang sangat piawai mengawinkan pemikiran filsafat dengan diskursus syariat. Sehingga, terbangun keselarasan antara rasionalitas akal dan transendensi wahyu.
Salah satu karya Ibnu Rusyd yang paling penting mengenai keselarasan antara agama dan filsafat adalah Tahafut at-Tahafut. Buku ini menerjemahkannya secara utuh dan lengkap dalam versi Indonesia.
Kitab Tahafut at-Tahafut sebenarnya merupakan tanggapan dan kritik Ibnu Rusyd terhadap kitab Tahafut al-Falasifah karya Imam al-Ghazali. Anda bisa membaca Tahafut al-Falasifah versi Indonesia yang sudah diterbitkan dengan judul Kerancuan Para Filsuf.
Sebagaimana jamak diketahui, dalam kitab Tahafut, Imam al-Ghazali mengkritik para filsuf tentang tiga hal pokok pemikiran filsafat. Yakni, tentang eternalitas alam, tentang pengetahuan Tuhan, dan tentang kebangkitan jasmani.
Tetapi, menurut Ibnu Rusyd, kritik yang coba diluncurkan Imam al-Ghazali itu tidak membangun, malahan meruntuhkan bangunan filsafat Islam yang sudah berkembang. Inilah perkelahian gagasan filosofis yang menarik disimak dalam khazanah filsafat Islam seputar ketuhanan dan kosmologi.
Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rusyd, atau nama Latinnya Averroes, lahir pada 1126 M (520 H) di Córdoba, Andalusia (sekarang Spanyol). Ia wafat pada 1198 M (595 H) di Marrakesh, Maroko
Baca Juga: Buku "Mata Air Filsafat" Karya Ibnu Sina Menjelaskan Logika, Fisika dan Metafisika
Ibnu Rusyd adalah seorang filsuf, dokter, ahli hukum (faqih), dan ilmuwan Muslim terkemuka dari zaman keemasan Islam di Andalusia. Ia berasal dari keluarga terpelajar — kakek dan ayahnya adalah hakim-hakim terkemuka di Córdoba.
Ibnu Rusyd dikenal karena usaha kerasnya menyelaraskan antara filsafat dan agama. Ia banyak mengomentari karya-karya Aristoteles, dan berpendapat bahwa akal dan wahyu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
Karyanya yang paling terkenal adalah "Tahafut at-Tahafut" (Keruntuhan dari Keruntuhan), sebuah kritik atas Tahafut al-Falasifah karya al-Ghazali, di mana Ibnu Rusyd membela filsafat dari tuduhan merusak agama.
Baca Juga: Imam Al Ghazali Lewat Bukunya Mengungkap Kaidah Akidah dan Pedoman Teologi Islam yang Lurus
Di bidang hukum, Ibnu Rusyd menulis Bidayat al-Mujtahid, sebuah referensi penting dalam fikih Islam. Di bidang kedokteran, ia menulis Kulliyat fi al-Tibb (Latin: Colliget), semacam ensiklopedia kedokteran.
Ibnu Rusyd sangat dihormati, baik di dunia Islam maupun di Eropa. Di Barat, ia dijuluki "The Commentator" karena penjelasan-penjelasannya atas filsafat Aristoteles sangat berpengaruh, bahkan pada pemikir Kristen seperti Thomas Aquinas.***