DECEMBER 9, 2022
Buku

Imam Al Ghazali Lewat Bukunya Mengungkap Kaidah Akidah dan Pedoman Teologi Islam yang Lurus

image
Ilustrasi Imam Al Ghazali (Foto: NU Online)

Imam Al Ghazali. Kaidah-Kaidah Akidah (Pedoman-pedoman Teologi Islam yang Lurus). Penerjemah: Ach. Khoiron Nafis. Penerbit: DIVA Press. Tebal: 340 hlm.

ORBITINDONESIA.COM - Buku ini memuat empat bagian penting menyangkut kaidah-kaidah teologi atau akidah. Imam al Ghazali memberikan pedoman-pedoman teologi Islam yang lurus berdasarkan Alquran dan hadits.

Bagian pertama menjelaskan pengertian dua kalimat syahadat. Imam al Ghazali mengulasnya berdasarkan ajaran Ahlusunah wal Jamaah secara global.

Baca Juga: Al Ghazali dan El Jallaludin Rumi Putra Ahmad Dhani Jadi Kader, Prabowo: Gerindra Partainya Anak Muda

Bagian kedua mengulas proses pengajaran dan berbagai level akidah, terutama menyangkut ilmu kalam. Imam al Ghazali menyinggung tentang orang yang layak dan belum layak mendalami ilmu kalam.

Di bagian ketiga, Imam al Ghazali menunjukkan berbagai argumentasi sederhana yang bisa memuaskan dahaga pengetahuan tentang ketuhanan, terutama bagi kalangan awam.

Bagian keempat tentang iman dan Islam, hubungan dan perbedaan antara keduanya. Imam al Ghazali mencoba mengurai simpul-simpul persoalan tentang iman dan Islam.

Baca Juga: Sejumlah Artis Ikut Suarakan Free Palestine di Jakarta, Ada Najwa Shihab, Al Ghazali, hingga Atta Halilintar

Imam Al Ghazali adalah seorang ulama, filsuf, dan sufi besar dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai Hujjatul Islam (Argumen Islam) karena kontribusinya dalam menyelaraskan ilmu kalam, fikih, filsafat, dan tasawuf.

Ia menempuh pendidikan di Nishapur, belajar di bawah bimbingan Imam Al-Juwaini (Imam Al-Haramain), dan menjadi cendekiawan terkemuka di Madrasah Nizamiyah Baghdad pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk.

Karya paling monumentalnya adalah "Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn" (Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama), yang menggabungkan hukum Islam, akhlak, tasawuf, dan teologi. Karyanya "Tahāfut al-Falāsifah" (Kekacauan Para Filsuf) menjadi kritik terhadap filsafat rasional ala Aristoteles dan Avicenna. Sementara "Qawā‘id al-‘Aqā’id" membahas prinsip-prinsip dasar akidah Islam.

Baca Juga: Kisah Gaib: KH Hasyim Asy'ari Mengaji 120 Tahun dengan Imam Bukhori, Imam Syafi'i, Imam Junaid dan Imam Ghazali

Setelah mengalami krisis spiritual, Imam Al-Ghazali meninggalkan kedudukannya di Baghdad dan mengembara untuk mendalami tasawuf. Ia kemudian kembali ke Thus dan menghabiskan sisa hidupnya mengajar serta menulis. Pemikirannya memiliki pengaruh besar dalam dunia Islam dan Barat hingga saat ini.***

Berita Terkait