DECEMBER 9, 2022
Nasional

Prabowo Subianto Ungkap Pengalaman Pribadi sebagai Bukti Komitmen Demokrasi dan Supremasi Hukum

image
Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pemaparan dalam Forum Diplomasi Antalya 2025 di Nest Convention Center, Turki, Jumat, 11 April 2025. (ANTARA/HO-Antalya Diplomacy Forum)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai demokrasi dan supremasi hukum dalam pidatonya di Forum Diplomasi Antalya 2025, Jumat,11 April 2025.

Bertempat di Nest Convention Center, Turki, Presiden Prabowo berbagi pengalaman pribadi sebagai bukti bahwa dirinya bukan hanya percaya pada demokrasi, tetapi juga menjalaninya secara konsisten.

“Bagi kami di negara-negara Selatan global, negara-negara yang bercita-cita meniru demokrasi Barat, kami percaya pada trias politica, pada kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat,” ujar Prabowo diikuti dalam jaringan (daring) Antalya Diplomacy Forum di Jakarta.

Baca Juga: Wow, Presiden Prabowo Ingin Indonesia Ikut Serta Bangun Jet Tempur Generasi 5.0 dan Kapal Selam Turki

Kepala Negara menceritakan bahwa dirinya telah mencalonkan diri sebagai presiden sebanyak empat kali, dan kalah dalam tiga kesempatan.

“Jadi, apa yang saya katakan ini mencerminkan keyakinan saya terhadap demokrasi,” katanya.

Prabowo juga mengungkapkan, momen penting dalam perjalanan kariernya sebagai prajurit militer. Ia pernah memegang komando pasukan darat terbesar di Indonesia, namun kemudian diminta mundur dari jabatannya.

Baca Juga: Prabowo Subianto Telah Meminta Waktu Trump untuk Bertemu

“Secara langsung, saya dipecat. Tapi saya telah bersumpah menjunjung tinggi konstitusi. Ketika presiden meminta saya mundur, saya tidak ragu sedikit pun. Saya katakan, siap Pak," katanya.

Namun di tengah komitmen itu, Presiden juga menyuarakan keprihatinan atas kondisi global saat ini, khususnya konflik kemanusiaan di Gaza.

“Sekarang kita melihat anak-anak, perempuan, pria tak bersenjata dibantai di depan mata dunia,” ujarnya.

Baca Juga: Prabowo Subianto Ungkap Strateginya Kelola Ketegangan di Laut China Selatan

Ia menekankan bahwa diplomasi tetap menjadi jalan terbaik, namun dunia kini menghadapi kenyataan pahit, negara-negara mulai mengalihkan sumber daya dari pembangunan ke pertahanan, karena ketidakpastian masa depan yang semakin meningkat.

“Ini menyedihkan, tetapi saya tetap percaya, kita harus menempuh jalur diplomasi,” katanya.***

Halaman:

Berita Terkait