Dmitry Perkov: Rusia dan AS Dijadwalkan Bahas Masalah Ukraina di Moskow
- Penulis : M. Ulil Albab
- Jumat, 14 Maret 2025 02:40 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov memastikan, delegasi Amerika Serikat (AS) akan mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Rusia di Moskow.
Dalam konferensi pers pada Kamis, 13 Maret 2025, Dimitry Peskov mengatakan, proses penerimaan informasi dari AS "sedang berjalan" mengenai hasil negosiasi dengan Ukraina yang berlangsung pada Selasa di Jeddah, Arab Saudi. Rusia akan menentukan sikap setelah pembicaraan bilateral dengan delegasi AS.
"Kami sudah melakukan kontak sebelumnya. (Penasihat Keamanan Nasional AS) Mike Waltz dan (Penasihat Kepresidenan Rusia) Yury Ushakov melakukan percakapan telepon kemarin, di mana sejumlah informasi telah disampaikan kepada pihak Rusia," ujar Dmitry Peskov.
Baca Juga: Politico: Kubu Trump Jalin Kontak dengan Politisi Lawan Zelenskyy yang Potensial Jadi Capres Ukraina
Sebelumnya pada hari yang sama, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, tiba di Moskow. Dia dikabarkan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ketika ditanya tentang kemungkinan sikap Rusia menjelang negosiasi, Peskov mengatakan tidak pantas untuk berspekulasi secara terbuka mengenai hal tersebut.
Namun, dia menegaskan bahwa Rusia tidak akan berkompromi dalam isu-isu teritorial utama.
Baca Juga: Mike Waltz: Delegasi AS dan Ukraina Akan Bertemu di Arab Saudi Bahas Perjanjian Damai
"Krimea, Sevastopol, Kherson, Zaporizhia, Donetsk, dan Luhansk adalah bagian dari Federasi Rusia. Wilayah-wilayah ini telah diabadikan dalam Konstitusi Federasi Rusia. Ini adalah fakta yang tidak bisa diubah," kata Peskov.
Dia juga membantah laporan media yang menyebutkan bahwa Moskow telah memberikan daftar tuntutan kepada Washington dalam kesepakatan terkait Ukraina.
"Banyak informasi di media yang tak sesuai kenyataan, hanya sebagian kecil saja yang benar," kata dia.
Baca Juga: Menhan Sebastien Lecornu: Ukraina Akan Terima Bantuan Militer Rp3,4 Triliun dari Prancis
Sementara itu, Ukraina telah menyatakan kesiapannya untuk menerima usulan AS soal gencatan senjata selama 30 hari dalam perang melawan Rusia yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
AS mengatakan bahwa keputusan soal hal itu kini ada di tangan Rusia.
Menanggapi kemungkinan AS menekan dan menjatuhkan saksi tambahan agar Rusia menerima syarat-syarat itu, Peskov menyatakan bahwa Rusia telah beradaptasi dengan baik dalam berbagai pembatasan.
Baca Juga: Miliarder AS, Elon Musk: Starlink Tak Akan Pernah Mematikan Terminal untuk Ukraina
"Kami masih menganggap sanksi ini ilegal dan meyakini bahwa semuanya harus dicabut," kata Peskov.
Dalam wawancara terpisah dengan kanal berita Rossiya-1, Ushakov mengungkapkan bahwa dia telah menjelaskan posisi Rusia tentang perlunya penyelesaian jangka panjang bagi konflik di Ukraina saat berdiskusi dengan Waltz.
"Saya menyinggung kesepakatan yang telah dicapai tentang gencatan senjata dan menjelaskan bahwa bagi kami, ini tidak lebih dari sekadar jeda sementara bagi militer Ukraina," kata Ushakov.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Sebut Pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Berjalan Baik
Dia menekankan bahwa tujuan Rusia adalah mencapai resolusi damai jangka panjang.
"Tampaknya tak ada pihak yang diuntungkan dari langkah-langkah yang hanya berpura-pura menciptakan perdamaian dalam situasi ini," kata Ushakov.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan antara Putin dan Witkoff, Ushakov mengatakan bahwa Rusia dan AS telah sepakat untuk menjaga kerahasiaan kontak tersebut.***