Puisi Esai Denny JA: Ketika Revolusi Memakan Anak-anaknya Sendiri
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 15 Februari 2025 18:38 WIB

Dan aku mendengar suaranya,
berbisik di dalam kepalaku:
“Revolusi tidak pernah menang.”
“Ia hanya berputar, dan memakan anak-anaknya sendiri.”
-000-
Aku meninggalkan Prancis di musim gugur itu,
bersama ribuan yang selamat dari teror.
Langit Paris tetap merah,
tetapi kali ini bukan karena matahari senja,
melainkan karena darah yang tak pernah kering.
Di kejauhan, suara guillotine masih terdengar,
seperti detak jantung yang tak mau berhenti.
Revolusi berakhir.
Tapi darah yang tertumpah, tak pernah benar-benar mengering.
Langit Paris akan tetap merah, selamanya.***
Jakarta, 15 Febuari 2025
CATATAN
(1) Puisi esai ini dramatisasi revolusi perancis yang berakhir dengan teror pembunuhan.
Cairn.infohttps://shs.cairn.infoThe meaning of the Terror in the French Revolution