DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Derita Saijah dan Adinda untuk Indonesia Merdeka

image
Ilustrasi (Istimewa)

Namun baja kolonial adalah badai.

Tubuh kecil Saija hanya daun kering,
jatuh tanpa suara di medan perlawanan.

Saijah gugur.
ibu pertiwi menyerap darahnya,
memeluk dingin pemuda yang celaka.

-000-

Kisah ini ditulis Multatuli.

Dengan pena, ia goreskan kesaksiannya,
Max Havelaar, nama yang menjadi api kecil,
yang menyala di lorong panjang kolonialisme.

Novel itu adalah pedang yang tak terhunus,
tapi tetap melukai.

Ia membuka mata Belanda,
bahwa di bawah kejayaan Amsterdam,
ada tangisan Saijah dan Adinda.

Ada sawah-sawah yang basah
oleh air mata petani yang kehilangan segala.

Luka menganga, 
asa merekah.
Lahir janji:
Politik  Etis.

Halaman:

Berita Terkait