Puisi
Puisi Esai Denny JA: Derita Saijah dan Adinda untuk Indonesia Merdeka
- Kamis, 30 Januari 2025 09:13 WIB
“Tunggu aku, Adinda.
Kita akan menikah di pohon nangka.”
“Saijah, ku akan di sana,
menunggu dengan kain biru,
di pinggir telaga doa.”
Tapi kerbau-kerbau keluarga Adinda pun dirampas.
Hutan menyembunyikan jerit ayah Adinda.
Perjalanan mereka menuju tempat sepi,
berakhir terbunuh oleh pisau perampok.
Adinda tak sempat merasakan pelukan Saijah.
Lihatlah darahnya,
menyuburkan tanah yang menangis.
Saijah kembali,
menemukan hutan yang bisu,
pohon-pohon berdiri,
memberikan kesaksian pilu,
tentang tragedi.
Kain biru Adinda tergantung di dahan,
menjadi bendera setengah tiang,
di kerajaan sunyi.
Sepi.
Ngilu.
Luka menganga.
Cintanya berubah menjadi bara.
Saijah nyalakan dendam di dada yang rapuh.