Puisi Esai Denny JA: Derita Saijah dan Adinda untuk Indonesia Merdeka
- Kamis, 30 Januari 2025 09:13 WIB
Emas di tanah pribumi,
diubah untuk menyulap kanal Amsterdam, menjadi mahkota.
Kerbau direnggut.
Tanah dicuri.
Hidup rakyat menjadi dongeng tanpa akhir bahagia.
Mereka menanam,
bukan untuk perut yang lapar,
tapi untuk istana penjajah yang berpesta.
Lihatlah ladang pribumi.
Sawah mereka berubah menjadi kuburan.
-000-
Di tanah yang menangis darah, tumbuh kisah cinta,
bunga yang setia:
Saijah dan Adinda,
sepasang burung kecil yang mencari sarang,
di hutan sunyi penuh jerit dan luka.
Cinta mereka adalah embun pagi,
tapi jatuh di tanah yang dibakar api.
Saijah, anak lelaki yang menanggung takdir,
melihat kerbau keluarganya diambil aparat.
Tanpa kerbau, sawah menjadi sia-sia.
Ayahnya mati dalam putus asa.
Saijah pergi ke Batavia,
membawa janji seperti obor kecil,
untuk kembali dalam tiga tahun: