Budhy Munawar-Rachman tentang Buku Daniel Goleman: Emosi adalah Inti Pengalaman Manusia
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Rabu, 29 Januari 2025 13:03 WIB
Dalam konteks organisasi, EI memainkan peran penting dalam menciptakan tim yang efektif dan kepemimpinan yang inspiratif. Pemimpin yang memiliki EI tinggi dapat memengaruhi emosi tim mereka dengan cara yang positif, mendorong kolaborasi, inovasi, dan produktivitas. Mereka juga lebih mampu menangani konflik dengan empati dan keterampilan komunikasi yang baik.
Buku ini juga menyoroti tantangan EI di era digital. Goleman mencatat bahwa interaksi online sering kali kurang memberikan isyarat emosional, seperti nada suara atau ekspresi wajah, yang biasanya membantu kita menafsirkan pesan secara akurat. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, seperti dalam kasus “flaming” atau respons emosional berlebihan di email dan media sosial. Solusinya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan dampak emosi dalam komunikasi digital dan berupaya menciptakan koneksi yang lebih manusiawi.
Secara keseluruhan, buku Emotional Intelligence ini menawarkan pandangan mendalam tentang bagaimana EI dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Dengan memahami dan mengembangkan EI, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih baik, membuat keputusan yang lebih bijaksana, dan mencapai kinerja yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kena Roasting Igun Soal Suaranya, Keisya Levronka Sakit Hati, Tumpahkan Perasaan di Twitter
Buku ini tidak hanya relevan bagi individu yang ingin meningkatkan⁸, tetapi juga bagi organisasi yang ingin menciptakan budaya kerja yang lebih sehat dan produktif.
Daftar Pustaka
Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: Why it can matter more than IQ. New York, NY: Bantam Books.
Goleman, D. (2011). The brain and emotional intelligence: New insights. Northampton, MA: More Than Sound LLC.
Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Perasaan Fear of Abandonment yang Mungkin Tidak Anda Sadari
*Budhy Munawar-Rachman, Dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara. Direktur Paramadina Center for Religion and Philosophy (PCRP) Universitas Paramadina. ***