Budhy Munawar-Rachman tentang Buku Daniel Goleman: Emosi adalah Inti Pengalaman Manusia
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Rabu, 29 Januari 2025 13:03 WIB
Dengan mengintegrasikan kecerdasan emosional ke dalam kehidupan sehari-hari, Goleman percaya bahwa kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih manusiawi, di mana orang-orang saling memahami dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
"Emotional Intelligence" adalah buku yang menggugah pemikiran dan memberikan wawasan baru tentang bagaimana kita memahami dan mengelola emosi. Dalam dunia yang semakin kompleks dan emosional, pesan Goleman menjadi lebih relevan dari sebelumnya. Buku ini tidak hanya menginspirasi kita untuk mengenali pentingnya emosi dalam kehidupan mereka, tetapi juga menjadi panduan yang berharga untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna.
Dengan demikian, karya ini adalah panggilan untuk introspeksi dan perubahan, baik pada tingkat individu maupun sosial.
Baca Juga: Kena Roasting Igun Soal Suaranya, Keisya Levronka Sakit Hati, Tumpahkan Perasaan di Twitter
Pengaruh
Sejak diterbitkannya buku Emotional Intelligence oleh Daniel Goleman pada tahun 1995, konsep kecerdasan emosional (EQ) telah mengalami perkembangan signifikan dan memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan.
Di bidang pendidikan, pemahaman bahwa EQ memainkan peran penting dalam keberhasilan akademis dan sosial siswa telah mendorong integrasi program pengembangan kecerdasan emosional dalam kurikulum sekolah. Program-program ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan kesadaran diri, pengendalian diri, empati, dan keterampilan sosial yang esensial untuk interaksi yang sehat dan produktif. Penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan EQ yang baik cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih tinggi dan hubungan sosial yang lebih positif.
Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Perasaan Fear of Abandonment yang Mungkin Tidak Anda Sadari
Dalam lingkungan profesional, konsep EQ telah menjadi faktor penentu dalam proses rekrutmen dan pengembangan karyawan. Perusahaan semakin menyadari bahwa keterampilan teknis saja tidak cukup untuk mencapai kesuksesan; kemampuan untuk bekerja dalam tim, mengelola stres, dan berkomunikasi efektif menjadi sama pentingnya. Goleman dalam bukunya Working with Emotional Intelligence (1998) menekankan bahwa EQ adalah kunci untuk kepemimpinan yang efektif dan kinerja kerja yang optimal.
Selain itu, kesadaran akan pentingnya EQ telah meningkatkan fokus pada kesehatan mental dan kesejahteraan individu. Kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi sendiri serta memahami emosi orang lain berkontribusi pada hubungan interpersonal yang lebih baik dan penurunan tingkat stres. Goleman menghubungkan kecerdasan emosional dengan kesehatan mental dan fisik, mengutip penelitian yang menunjukkan bagaimana ketahanan emosional dapat mengurangi stres, meningkatkan hubungan, dan meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan.
Seperti sudah dikemukakan sedikit di atas, meskipun demikian, konsep EQ tidak luput dari kritik. Beberapa ahli berpendapat bahwa pengukuran EQ kurang objektif dibandingkan IQ, dan ada perdebatan mengenai sejauh mana EQ dapat diajarkan atau dikembangkan. Namun, banyak penelitian dan praktik di lapangan yang menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, aspek-aspek EQ dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pengalaman.
Secara keseluruhan, pengaruh konsep kecerdasan emosional yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman tetap signifikan hingga saat ini. EQ telah menjadi komponen penting dalam pendidikan, dunia kerja, dan kesehatan mental, dengan penekanan pada pentingnya memahami dan mengelola emosi untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan dalam kehidupan.