DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Tirto Adhi Soerjo, Bara Api yang Kesepian

image
Ilustrasi (Istimewa)

Tapi revolusi yang ia nyalakan
justru memakannya.

Dari kamar sunyi, ia dihantui utang-utang,
surat kabarnya terbakar api kebangkrutan.

Gaung sorak memeluknya seperti  tanda kemenangan.
Tapi di balik riuh itu, ia terpuruk.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Annie, Warga Non-Kristen juga Merayakan Natal

Masalah-masalah menyusup seperti bayang,
menariknya ke jurang,
tempat ia berdiri sendirian.”

Tirto  melawan badai penjajahan, 
tapi kakinya rapuh bergetar.

Kepada Siti, Tirto sering mencurahkan isi hati.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Salman Berjumpa Tunawisma di London

“Pikiranku melesat jauh melampaui ragaku yang  letih,
melampaui keuangan yang serba kurang.”

Penyakit pelan- pelan memangsanya.

1918, ia wafat di usia 38 tahun,
lebih muda dari usia perjuangannya.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Sebagai Imigran, Ia Masih Luka

Di makamnya,
Siti  berdoa.

Halaman:

Berita Terkait