Puisi Esai Denny JA: Tirto Adhi Soerjo, Bara Api yang Kesepian
- Selasa, 21 Januari 2025 08:37 WIB
Tapi revolusi yang ia nyalakan
justru memakannya.
Dari kamar sunyi, ia dihantui utang-utang,
surat kabarnya terbakar api kebangkrutan.
Gaung sorak memeluknya seperti tanda kemenangan.
Tapi di balik riuh itu, ia terpuruk.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Annie, Warga Non-Kristen juga Merayakan Natal
Masalah-masalah menyusup seperti bayang,
menariknya ke jurang,
tempat ia berdiri sendirian.”
Tirto melawan badai penjajahan,
tapi kakinya rapuh bergetar.
Kepada Siti, Tirto sering mencurahkan isi hati.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Salman Berjumpa Tunawisma di London
“Pikiranku melesat jauh melampaui ragaku yang letih,
melampaui keuangan yang serba kurang.”
Penyakit pelan- pelan memangsanya.
1918, ia wafat di usia 38 tahun,
lebih muda dari usia perjuangannya.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Sebagai Imigran, Ia Masih Luka
Di makamnya,
Siti berdoa.