DECEMBER 9, 2022
Kolom

Crustea, Perusahaan Indonesia di Abu Dhabi: Bermula dari Suka Seafood, Bermuara pada Ketahanan Pangan

image
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Crustea Roikhanatun Nafi’ah ketika ditemui di Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) 2025, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Kamis, 16 Januari 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Permasalahan gagal panen dan kerugian yang ditanggung oleh para petambak terus berulang selama tiga tahun.

Dari berbagai kegagalan tersebut, Nafi menyoroti permasalahan bahwa meskipun udang yang mereka budidayakan tidak terjangkit penyakit tertentu, keberhasilan budi daya udang serta hasil laut lainnya juga dipengaruhi oleh kualitas air.

Berangkat dari latar belakangnya di bidang teknologi, Nafi bersama rekannya pun fokus untuk menyelesaikan permasalahan gagal panen tersebut dengan jalur teknologi.

Baca Juga: Prabowo Subianto Hadiri Pameran Pertahanan Internasional di Abu Dhabi

Ide untuk membangun perusahaan teknologi berkelanjutan di bidang akuakultur pun muncul pada tahun 2020, dan dieksekusi pada 2022. Meningkatkan kualitas air untuk menjamin kesuksesan panen udang pun menjadi salah satu motivasi Nafi.

Inovasi untuk ketahanan pangan

Fokus dari inovasi Nafi adalah meningkatkan produktivitas petambak dan penurunan biaya operasional, khususnya listrik untuk operasional tambak.

Baca Juga: Profil Lengkap Sheikh Saeed bin Zayed Al Nahyan, Pengeran Abu Dhabi Adik Presiden UEA

Kedua fokus tersebut melahirkan dua jenis inovasi, yakni manajemen kualitas air untuk meningkatkan produktivitas petambak, serta efisiensi energi untuk menurunkan biaya listrik petambak.

Inovasi pertama adalah eco-aerator, sebuah sistem pemberian oksigen kepada ikan (khususnya udang) yang menghasilkan kadar oksigen lebih tinggi daripada teknologi kincir, yang masih digunakan oleh pembudi daya ikan maupun udang di Indonesia.

Selain itu, Nafi juga memiliki inovasi teknologi untuk memonitor dan mengontrol kualitas air bernama EBII System. Apabila kualitas air terdeteksi buruk, kata dia, maka eco-aerator akan menyala secara otomatis.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Usai Kunjungan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab

EBII System juga mendukung upaya untuk efisiensi energi, sebab petambak tidak perlu menyalakan alat selama 24 jam. Sedangkan, apabila petambak masih menggunakan kincir, mereka harus mengoperasikan kincir tersebut selama 24 jam.

Halaman:

Berita Terkait