DECEMBER 9, 2022
Nasional

Juri Ardiantoro: Video Monolog Gibran di YouTube Adalah Cara Komunikasi Agar Publik Tak Bias Informasi

image
Arsip Foto - Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro (ANTARA/HO-Kantor Staf Presiden)

ORBITINDONESIA.COM - Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menilai, unggahan video monolog Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming di saluran YouTube pribadinya merupakan salah satu cara penyampaian komunikasi agar publik tidak bias dalam memperoleh informasi.

"Kadang-kadang informasi yang beredar sering kali sudah bias dan tidak benar, karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres," kata Juri Ardiantoro.

Hal itu disampaikan Juri Ardiantoro ketika ditemui setelah menghadiri acara Halal Bihalal Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) se-Jabodetabek di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, 27 April 2025.

Baca Juga: Masjid Istiqlal Disterilkan Jelang Salat Id yang Akan Dihadiri Presiden Prabowo dan Wapres Gibran

Untuk itu, Juri berharap masyarakat bisa mendapatkan informasi yang kebenarannya lebih akurat dengan memperoleh langsung dari sumbernya.

"Kami mengharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih benar, lebih langsung dari sumbernya, masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning/framing gitu sehingga bias informasi," ucapnya.

Sebagai salah satu bentuk penyampaian informasi, dia pun tak mempersoalkan unggahan video monolog yang diunggah Gibran berisi tanggapan atas sejumlah isu tersebut.

Baca Juga: Wapres Gibran Rakabuming Raka: Kelola Bonus Demografi Penting Demi Masa Depan Bangsa

Menurut dia, seorang pejabat publik tentu memiliki kepentingan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu diberitahukan kepada masyarakat menyangkut program-program pemerintah maupun hal-hal lainnya..

"Salah satu pekerjaan pejabat itu ya bicara, salah satu pekerjaan Pak Presiden Pak Wapres, para menteri ya bicara, menyampaikan hal yang menjadi kebijakan, masa orang bicara dilarang," tuturnya.

Dia lantas berkata, "Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam, yang penting pesannya sampai ke masyarakat".***

Berita Terkait