DECEMBER 9, 2022
Puisi

Cerpen Rusmin Sopian: Karma

image
Ilustrasi Mbak Lola dan karma (Foto: Satrio)

Mbak Lola pun terkaget-kaget mendengar penjelasan dokter. Jantungnya hampir copot. Kakinya gemetaran. Hampir copot dari engsel pergelangan kakinya.

"Ha! Betul Dokter? Apa tidak salah?" tanya Mbak Lola dengan nada setengah berteriak diliputi wajah setengah tidak percaya atas penjelasan dokter.
"Tidak Bu. Kami tidak salah. Itu hasil tes dari laboratorium," ujar sang dokter.

Wanita setengah baya itu hanya bisa menatapi hari dengan rasa berdosa yang tak terperikankan. Rasa berdosa kepada suaminya yang dibiarkannya bak seonggok patung hiasan rumah. Rasa bersalah atas segala perbuatannya. Dan rasa bersalah kepada semua penghuni kampung yang telah dibohonginya bertahun-tahun.

Baca Juga: CERPEN: Wanita yang Berjuang Demi Pacarnya yang Dipecat

Kini bersama doa-doa yang terus digemakannya dengan airmata dosa menjadi diorama kehidupan Mbak Lola yang baru. Sebuah kehidupan babak kedua  yang dijalaninya menuju waktu ajal tiba. Sebelum Izrail tiba.

Sementara di kejauhan terdengar syair lagu lawas yang disenandungkan dengan indah oleh Kiki Maria yang berjudul karma.

Karma.. 
Karma...

Baca Juga: Aplikasi Penyedia Novel Bacaan dan Cerpen, MaxNovel Berkomitmen Berdayakan Para Penulis Indonesia

t'lah menimpa hidupmu...
Uh.. karma.. karma...
haruskah dipercaya?
karma.. karma... 
Mestikah diterima?

Karma... 
Mungkin...

Toboali, awal Januari 2025.

Baca Juga: Rusmin Sopian: Buku dari Bangka Selatan untuk Nusantara

*Rusmin Sopian adalah Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Bangka Selatan. Cerpennya termuat di media massa lokal Bangka Belitung dan luar Bangka Belitung. Saat ini tinggal di Toboali Bangka Selatan bersama istri dan dua putrinya yang cantik dan menantunya.***

Halaman:

Berita Terkait