DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Sastri Bakry Mengikuti the World Thinkers n Writers Peace Meet di Kolkata, India

image
Sastri Bakry mengikuti the World Thinkers n Writers Meet di Kolkata (Foto: Istimewa)

Tobias Burghardt, penyair Jerman, baginya puisi adalah semua kehidupan, dia puncak kehidupan manusia karena puisi penuh imajinasi. Untuk mempromosikan dan mempertunjukan emosi lewat musik, nyanyi, tari akan lebih menyentuh. 
Hidup adalah puisi yang memberikan pengalamam intelektual dan emosi yang otentik. 

Jangan katakan tidak untuk puisi modern karena puisi itu sendiri terus berkembang sesuai eranya. Menulis dan pertunjukan kreatif itu lebih penting untuk mengekspresikan jiwa. 

Tapi bagi Purist, penyair murni pun tak salah, karena membaca puisi dalam sepi, bahkan tak boleh tepuk tangan, meski sesungguhnya yang ada hanya berkarya dalam diam . 

Baca Juga: Sastri Bakry: Anugerah Penyair Prolifik

Tapi sekarang ada gerakan perubahan. Tetapi tetap menjaga identitas karya masing-masing. Lebih penting berkarya bukan atas tekanan, perintah atau atas desakan  dari luar tetapi harus dari dalam diri hasil perenungan yang otentik dan original sebagai manusia. 

Orang Indonesia suka sensitif? 

Persepsi yang unik dari semua penyair untuk menyuarakan perdamaian lewat sastra adalah dimungkinkan. Karenanya mari terus berkarya untuk persahabatan dan perdamaian bukan untuk membentuk ego dan kebencian, itulah sesungguhnya puisi. 

Baca Juga: Diskusi Satupena, Sastri Bakry: Ajang Kesenian dan Budaya Itu Bukan Cuma Mengajukan Proposal

Berbeda tapi satu adalah kata penutup diskusi. 

Yang penting  kita mengakui perbedaan dan menghargai karya para seniman sebagaimana kita mengekspresikan perasaan dan pikiran kita dengan benar dan menyentuh jiwa pembacanya.

Ada yang nyeletuk dan berbisik pada saya, kenapa orang Indonesia suka sensitif? Saya terdiam lama, kemudian menjawab  sambil tersenyum bahwa kita semua sensitif. 

Baca Juga: Sastri Bakry dan Vani Talenta Tampil pada Pertemuan Para Penulis dan Pemikir Dunia di India

"Inilah kami, memang yang kita tampilkan gaya masing-masing dan tidak saling menghakimi tapi tetap saling mengapresiasi untuk menjaga eksistensi diri."

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait