DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Sastri Bakry Mengikuti the World Thinkers n Writers Peace Meet di Kolkata, India

image
Sastri Bakry mengikuti the World Thinkers n Writers Meet di Kolkata (Foto: Istimewa)

Oleh Sastri Bakry*

ORBITINDONESIA.COM - Memasuki Universitas Adamas yang luas dan megah, pikiran saya terbang ke Padang. Ini adalah hari kedua agenda the World Thinkers n Writers Meet di Kolkata. Saya membayangkan delegasi the 3rd IMLF 2025 juga bisa melakukan kunjungan ke kampus di Sumbar.

Lalu panitia bisa mengajak kolaborasi Universitas Andalas juga seperti sebelumnya dengan Universitas Negeri Padang. Waw..Tetapi bukan itu catatan saya sekarang di hari kedua acara the World Thinkers and Writers Peace Meet bertempat di Auditorium Universitas Adamas, Kolkata yang dihadiri dosen dan mahasiswa universitas Adamas. 

Baca Juga: Sastri Bakry: Anugerah Penyair Prolifik

Kami disuguhkan tarian India dari mahasiswa Adamas. Sungguh menghibur dan mengesankan, gerak lincah mahasiswa Adamas. Setelah itu secara bergiliran para penyair dunia membacakan sajaknya dengan bahasa dan gaya masing- masing. 

Pada sesi tanya jawab setelah para penyair dari 15 negara membaca puisi, terutama penyair Indonesia Sastri Bakry, Mira Gusvina dan Eka Teresia yang sangat ekpsresif membaca puisi, ada pertanyaan untuk saya yang cukup menarik . Pertanyaan ini sesungguhnya seringkali muncul di setiap even sastra yang saya ikuti. 

Kenapa orang Indonesia jika membaca puisi sering berteriak, ada yang sambil menyanyi, menari dan drama penuh emosi dan energi? 

Baca Juga: Diskusi Satupena, Sastri Bakry: Ajang Kesenian dan Budaya Itu Bukan Cuma Mengajukan Proposal

Ini seolah gelombang baru di Indonesia yang menghilangkan cara lama membaca puisi menjadi cara modern dan kontemporer. 

Pertanyaan Dr Sudipto Chaterjee yang tiba-tiba tersebut mengagetkan saya. Saya sedikit tergagap dengan pertanyaan yang di luar dugaan. Selain karena keterbatasan bahasa juga pertanyaan ini menjadi hal yang pro kontra, selama saya memunculkan membaca puisi sebagai sebuah pertunjukan seni sejak belasan tahun lalu, terutama untuk kompetisi bakat di Sumbar yang dikenal dengan nama Sumbar Talenta. 

Sumbar talenta adalah sebuah ajang lomba di segala talenta. Menyanyi, menari, drama, musik dan membaca puisi. Setiap peserta lomba baca puisi saya selalu meminta mereka untuk tampil dengan memadu semua talenta mereka menjadi sebuah paket pertunjukan.

Baca Juga: Sastri Bakry dan Vani Talenta Tampil pada Pertemuan Para Penulis dan Pemikir Dunia di India

Banyak pro dan kontra, tetapi saya tetap konsisten dengan membuat pertunjukan yang menghibur, agar pesan puisi lebih sampai ke penonton, terutama penonton umum sejak dua puluh tahun lalu. 

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait