Multifaset Manfaat Sektor Pertanian dan Pangan untuk Mengejar Pertumbuhan Ekonomi
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Kamis, 28 November 2024 09:43 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sektor pertanian, termasuk pangan di dalamnya, merupakan pilar fundamental untuk menciptakan resiliensi ekonomi sekaligus menjadi landasan mengejar target tinggi perekonomian.
Berkelindan di tengah tantangan perubahan iklim dan krisis pangan global, sektor pertanian menjadi kunci untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, dan mendorong pembangunan wilayah yang merupakan penggerak inklusivitas.
Indonesia pernah menikmati kontribusi signifikan dari sektor pertanian ketika berjaya mencapai swasembada pangan pada 1984. Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas yang dipaparkan dalam Seminar Proyeksi Ekonomi dari lembaga kajian Indef pada 21 November 2024, saat itu lebih dari seperlima perekonomian Indonesia mampu ditopang oleh sektor pertanian yakni hingga 22,7 persen.
Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Bendungan Cipanas Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Sayangnya, kontribusi itu jauh menurun pada 2010 yang menyusut menjadi 13,6 persen, dan 2023 yang semakin terpangkas menjadi 12,5 persen.
Padahal di banyak negara berkembang, sektor pertanian penting untuk menggerakkan roda ekonomi karena menjamin ketersediaan makanan, menjangkar stabilitas ekonomi, dan mengurangi kemiskinan. Menurut data Organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO), sektor pertanian menyerap lebih dari 30 persen tenaga kerja di beberapa negara berkembang.
Dalam rantai pasok ekonomi di Indonesia, pengolahan, distribusi, dan pemasaran produk pangan terbukti menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Per Februari 2024, tenaga kerja sektor pertanian mencapai 40,72 juta dari total tenaga kerja Indonesia saat ini sebanyak 142,18 juta orang.
Karena itu, Presiden RI Prabowo Subianto menetapkan salah satu fokus pembangunannya pada swasembada pangan. Dalam konteks ekonomi makro, swasembada pangan diharapkan berkontribusi signifikan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Sebagai negara agraris dan salah satu negara dengan populasi terpadat di dunia, Prabowo juga menekankan bahwa kemampuan ketersediaan dan kesiapan pangan ataupun kedaulatan pangan berkelanjutan penting untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
Pada 2025, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk swasembada pangan sebesar Rp139,4 triliun. Instrumen fiskal yang dilipatgandakan itu hasil penyesuaian beberapa anggaran infrastruktur agar fokus pada pencapaian swasembada pangan dan energi.