DECEMBER 9, 2022
Kolom

Multifaset Manfaat Sektor Pertanian dan Pangan untuk Mengejar Pertumbuhan Ekonomi

image
Petani mempersiapkan pupuk urea bersubsidi untuk pemupukan tanaman di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu, 20 November 2024. Sektor pertanian dan pangan sangat vital. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/tom.

Total anggaran swasembada pangan akan dibagi kepada beberapa kementerian dan lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Gizi Nasional, BUMN Pangan dan lainnya.

Anggaran penyediaan pupuk dialokasikan sebesar Rp44 triliun yang diserahkan kepada BUMN Pangan, kemudian dana desa untuk ketahanan pangan sebesar Rp16,25 triliun, dana untuk cetak sawah Rp15 triliun, dan untuk program Badan Gizi Nasional Rp71 triliun.

Anggaran jumbo itu, di antaranya, akan digunakan untuk intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian seperti penambahan luas tanam hingga 483.563 hektare, penambahan luas tanam melalui optimasi lahan seluas 351.017 hektare pada 2024 dan 500.000 hektare pada 2025 serta pompanisasi seluas 1.000.000 hektare. Kemudian terdapat juga dukungan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, pestisida, ameliorant, alat dan mesin pertanian, petani dan penggarap sawah, teknologi IPHA.

Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Bendungan Cipanas Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Pemerintah juga akan menerapkan ekstensifikasi lahan di antaranya dengan penambahan luas sawah melalui pencetakan sawah seluas 99.760 hektare di daerah layanan irigasi yang sudah terbangun serta seluas 5.956 hektare di daerah yang akan dibangun jaringan irigasi, pencetakan sawah baru seluas 500.000 hektare di lokasi lain, serta dukungan sarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida, ameliorant, alat dan mesin pertanian, petani dan penggarap sawah).

Dengan upaya multifaset untuk mencapai swasembada pangan itu, diharapkan timbul efek pengganda yang signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sasaran stimulus ekonomi yang dihasilkan dari sektor pertanian itu pun berfokus pada masyarakat menengah ke bawah.

Pemerintah juga menggelontorkan anggaran yang besar untuk program pangan lainnya yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) senilai Rp71 triliun pada 2025. Kesukseskan MBG tersebut turut dipengaruhi berjalannya program swasembada pangan. Pemerintah menyasar 82 juta masyarakat target penerima MBG pada 2024-2029.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi Lampung, Tinjau Fasilitas Kesehatan, Pendidikan dan Bantuan Pompa Air Pertanian

Dengan sasaran itu,​kebutuhan dapur untuk melayani program MBG diperkirakan sebanyak 48 ribu dapur/unit layanan dan kebutuhan karbohidrat dan protein sebesar 12,7 juta ton per tahun. Hal itu akan menstimulasi konsumsi masyarakat dan menggerakkan bisnis di berbagai sektor hulu dan hilir sehingga turut menggerakkan roda perekonomian.

Brigade Pangan

Kontribusi besar sektor pertanian mesti terus dikelola agar memberikan tata kelola baru sehingga multifaset berkah pangan dapat berkelanjutan. Seiring dengan meningkatnya populasi di dunia, kebutuhan sistem pangan yang berkelanjutan kian mendesak.

Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo Hargai Putusan Vonis 10 Tahun Penjara Terkait Kasus Korupsi di Kementerian Pertanian

Karena itu, generasi penerus pertanian harus diciptakan. Generasi muda petani ini yang akan menentukan inovasi dan teknologi pertanian sehingga dapat mencapai swasembada dan ketahanan pangan.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait