DECEMBER 9, 2022
Kolom

Pelajaran dari Banjir Spanyol Bagi Pengelolaan Lahan di Indonesia

image
Tumpukan puluhan mobil rusak akibat banjir di sepanjang rel kereta api di Valencia, Spanyol, Minggu, 3 November 2024. Hujan deras selama beberapa hari terakhir telah merenggut 226 korban jiwa dan banjir terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade. ANTARA FOTO/Xinhua/Meng Dingbo/agr

Lahan-lahan tersebut awalnya banyak yang berupa hutan, terutama di Pulau Kalimantan sebelumnya berupa hutan hujan tropis dan terkenal menjadi paru-paru dunia.

Lazimnya di wilayah yang sebelumnya berupa hutan hujan tropis terdapat siklus curah hujan yang tinggi.

Ketika hutan-hutan primer masih hijau dengan fungsi yang baik sebagai penyeimbang alam, potensi banjir dari curah hujan ekstrem dan di atas normal dapat dihindari.

Baca Juga: MotoGP Indonesia 2024: Jorge Martin Pemenangnya

Kini luas hutan primer sudah semakin berkurang akibat alih fungsi lahan. Hutan sekunder yang ada saat ini tidak lagi mampu menanggung beban alam jika terjadi kejadian hujan di atas normal.

Demikian pula telah terjadi percepatan alih fungsi lahan di wilayah hulu yang sangat masif. Banjir bandang dapat berpotensi terjadi di masa depan jika manusia, si pengelola Bumi, abai dalam masalah kerusakan lingkungan.

Terlebih pada Januari hingga Maret 2025 diperkirakan La Nina tiba di Indonesia, musim basah, sehingga persiapan mencegah bencana layak dilakukan.

Baca Juga: MotoGP Malaysia 2024: Jorge Martin Akan Kunci Gelar

Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan, permukiman, perdesaan, perkotaan, dan industri mesti dirancang mengikuti kaidah lingkungan agar keberlanjutan tetap dapat dijaga.

Manusia seringkali lupa atas historis lahan-lahan tersebut sebelum dialihfungsikan, sehingga alam kemudian mengembalikannya sedemikian rupa melalui caranya sendiri.

Hal penting dan pelajaran yang dapat diambil dari kasus banjir bandang Spanyol adalah pentingnya memahami sejarah sebuah lahan sebagai bekal menjaga kualitas serta kemampuan lahan yang beralih fungsi.

Baca Juga: MotoGP Malaysia 2024: Jorge Martin Memimpin Klasemen Sementara, Berjarak 24 Poin Dari Francesco Bagnaia

Kemudian pengembangan lahan pertanian, permukiman, perdesaan, perkotaan bahkan kawasan industri idealnya tetap mempertahankan tanaman tahunan di sekitarnya sebagai penyangga.

Halaman:

Berita Terkait