DECEMBER 9, 2022
Kolom

Pascatarif, Apakah Trump Versus Powell Akan Jadi Guncangan Global Berikutnya?

image
Ilustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/pri. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/pri.)

ORBITINDONESIA.COM - Setelah pemberlakuan tarif global oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump serta negosiasi yang masih terus berlangsung dengan berbagai negara, dunia perekonomian tampaknya masih akan melalui "drama" guncangan berikutnya.

Kali ini, yang menjadi sorotan adalah kegusaran yang dimiliki oleh Trump terhadap Ketua Federal Reserve (bank sentral AS), Jerome Powell. Dalam sebuah unggahan di medsos miliknya, Truth Social, pada 17 April 2025, Trump menyatakan antara lain bahwa "Powell’s termination cannot come fast enough!".

Makna dari unggahan tersebut adalah Trump sangat menanti-nanti momen ketika Powell diberhentikan dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan bank sentral AS.

Baca Juga: Pengamat Celios, Nailul Huda: Kebijakan Tarif AS Berpotensi Lemahkan Industri Teknologi Informasi di Indonesia

Bahkan, pada hari yang sama, berbagai media internasional juga melaporkan  Trump telah berkata kepada para wartawan bahwa "Saya (Trump) tidak senang dengan dia (Powell). Saya membuat dia mengetahuinya." Mengapa Trump tampak sangat gusar dengan Powell?

Sebenarnya hal itu telah berlangsung cukup lama, tetapi yang menjadi pemicu terakhir ini adalah mengenai paparan penilaian suram yang dilakukan Powell terhadap prospek ekonomi terhadap perombakan tarif besar-besaran Trump yang diumumkan pada 3 April lalu.

Selain itu, beberapa kali Trump telah mendorong Fed untuk segera menurunkan suku bunga, tetapi Powell mengatakan pihaknya masih membutuhkan "kejelasan yang lebih besar" mengenai dampak kebijakan tarif Trump sebelum melakukan tindakan apa pun.

Baca Juga: Hikmahanto Juwana: Indonesia Tidak Perlu Kirim Tim Negosiasi atas Kebijakan Tarif Trump

Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett pada Jumat, 18 April 2025 mengatakan bahwa Presiden Trump dan timnya sedang mempelajari masalah tersebut ketika ditanya reporter apakah Powell akan dipecat sebagai Ketua Federal Reserve (The Fed).

Permasalahan yang dihadapi Trump adalah, berdasarkan hukum tata negara di AS, tidak ada mekanisme legal eksplisit yang memungkinkan seorang Presiden AS untuk mencopot Ketua Fed, hanya karena perbedaan pendapat kebijakan.

Memang benar bahwa Ketua Fed ditunjuk oleh Presiden, tetapi penunjukan itu harus dikonfirmasi oleh Senat. Setelah dikonfirmasi, Ketua Fed akan menjabat selama empat tahun, dan bisa untuk diperpanjang.

Baca Juga: Siapa Menang Dalam Perang Tarif AS - China yang Kian Brutal

Apalagi, The Fed merupakan bank sentral yang independen karena keputusan kebijakan moneternya tidak harus disetujui baik oleh pihak eksekutif pemerintah maupun legislatif. Selain itu, The Fed tidak menerima dana yang dialokasikan oleh Kongres, serta masa jabatan anggota dewan gubernur mencakup beberapa masa jabatan presiden dan kongres.

Halaman:

Berita Terkait