DECEMBER 9, 2022
Internasional

Kremlin: Penggunaan Rudal Jarak Jauh AS untuk Sasaran di Rusia Membuka Ketegangan Baru

image
Rudal ATACMS yang diizinkan AS untuk digunakan Ukraina menyerang sasaran di Rusia (Foto: The Defense Post)

ORBITINDONESIA.COM - Kantor presiden Rusia, Kremlin, pada Senin mengatakan kemungkinan penggunaan rudal jarak jauh AS terhadap target di Rusia pada akhirnya akan menyebabkan "gelombang ketegangan baru".

Pernyataan itu dikeluarkan Kremlin di tengah laporan media bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang akan turun dari jabatan, mengizinkan pencabutan pembatasan penggunaan rudal oleh Ukraina dengan sasaran di wilayah Rusia.

Pada Minggu, 17 November, banyak media, termasuk The New York Times dengan mengutip pejabat anonim, melaporkan bahwa Joe Biden telah mengizinkan penggunaan rudal ATACMS oleh Ukraina untuk serangan di dalam Rusia.

Baca Juga: Intelijen Pertahanan Ukraina Rilis Penyadapan Komunikasi Radio Tentara Korea Utara di Rusia

Izin tersebut menandai perubahan besar dalam kebijakan AS menjelang pelantikan presiden terpilih Donald J. Trump pada Januari 2025.

Jika keputusan seperti itu benar-benar dirumuskan dan dikomunikasikan kepada pemerintah Ukraina, menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, akan ada babak baru ketegangan. 

"Tentu saja ini adalah babak ketegangan baru secara kualitatif dan situasi baru secara kualitatif dari sudut pandang keterlibatan AS dalam konflik ini," katanya kepada wartawan di Moskow.

Baca Juga: Presiden Zelenskyy Yakini Donald Trump Dapat Redakan Perang Ukraina - Rusia Lebih Cepat

Sambil menyatakan bahwa posisi Rusia harus benar-benar jelas bagi semua pihak, ia mengatakan sinyal-sinyal tersebut dibaca oleh negara-negara Barat. 

Posisi tersebut, ujar Peskov, juga telah disuarakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri selama pertemuan dengan para kepala kantor berita internasional terkemuka di St. Petersburg pada Juni.

Peskov lebih lanjut mengatakan sikap Putin mengenai masalah tersebut telah dirumuskan "dengan sangat jelas dan tidak ambigu."

Baca Juga: Menlu Sergey Lavrov: Rusia Tunggu Usulan Donald Trump yang Berjanji Akan Akhiri Konflik di Ukraina

Jubir menyiratkan bahwa pihak Rusia mengetahui informasi tersebut hanya berdasarkan pemberitaan media Barat.

Halaman:
1
2

Berita Terkait