DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan

image
Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan. (Istimewa)

Di samping tulisan non-fiksi, retreat penulis di puncak itu melahirkan pula cerita fiksi. Cerita “Mic Buat Guru Goy” karya Muhammad Thobroni mengisahkan seorang guru bernama Goy yang berjuang untuk tetap mengajar meski fasilitas sekolahnya sangat minim.

Mic yang digunakan Goy menjadi simbol ketekunan dan pengorbanan demi pendidikan anak-anak di desa. Cerita ini memperlihatkan bahwa pendidikan adalah fondasi kemerdekaan, dan perjuangan seperti yang dilakukan oleh Guru Goy adalah langkah nyata untuk memerdekakan generasi muda dari kebodohan.

Tulisan ini menggugah pembaca untuk menghargai peran guru sebagai pejuang kemerdekaan non-militer yang berkontribusi pada pembangunan manusia.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Kelima Hidup Bermakna, Spiritualitas dan Wellness

“Matinya Sang Kritikus” karya Anwar Putra Bayu menceritakan dilema seorang kritikus seni. Ia menghadapi tekanan dari sistem yang mengorbankan idealismenya demi kenyamanan material.

Konflik internal dan eksternal membawanya pada pilihan tragis. Cerita ini mengeksplorasi kemerdekaan batin dalam dunia seni, di mana kebebasan berekspresi sering berbenturan dengan kekuasaan dan materialisme.

Tulisan ini menggambarkan bahwa tanpa kebebasan berpikir, seniman dan kritikus kehilangan jiwanya, yang juga berarti hilangnya kemerdekaan masyarakat dalam menikmati seni yang otentik.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Renungan Sumpah Pemuda, Warna Nasionalisme di Era Algoritma

Melalui alegori kehidupan tikus-tikus di bawah tanah yang melawan dominasi tikus besar, “Dilema di Liang Tikus” karya Galuh Kurnia menawarkan refleksi yang berbeda.

Ini fiksi tentang perjuangan melawan ketidakadilan dan penindasan oleh kelompok yang lebih kuat. Cerita ini menawarkan refleksi mendalam tentang kemerdekaan dalam konteks sosial.

Dengan bahasa yang penuh simbol, penulis menunjukkan bahwa perjuangan untuk kemerdekaan adalah perjuangan universal yang melampaui spesies.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Menambah Elemen Penghayatan bahkan untuk Hal-hal Kecil

Tikus-tikus kecil adalah metafora bagi kelompok marginal yang berjuang untuk suara dan hak mereka di tengah sistem yang menindas.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait