DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Neuroscience, Samudra Spiritualitas Berakar di Saraf Manusia

image
Catatan Denny JA: Neuroscience, Samudra Spiritualitas Berakar di Saraf Manusia. (Istimewa)

Melalui penelitian-penelitiannya, Davidson membuktikan bahwa meditasi tidak hanya mengubah cara berpikir, tetapi juga mengubah struktur otak.

Salah satu contohnya adalah bagaimana meditasi mindfulness meningkatkan aktivitas di area otak yang berhubungan dengan pengaturan emosi dan kebahagiaan.

Davidson berkolaborasi dengan praktisi spiritual dari berbagai tradisi, termasuk Buddhisme, untuk meneliti efek meditasi pada otak manusia.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Kedua Hidup Bermakna, Positivity

Studi-studinya menunjukkan bahwa meditasi secara harfiah dapat mengukir ulang jalur-jalur saraf, meningkatkan ketenangan batin, dan memperkuat kontrol emosi.

Bagi Davidson, spiritualitas bukan hanya soal kepercayaan, tetapi juga cara yang ilmiah untuk mencapai kesehatan mental yang optimal.

Spiritualitas dalam Tradisi Agama dan Filsafat

Baca Juga: Catatan Denny JA: Jokowi dan Prabowo, Hubungan Unik dalam Politik Indonesia

Di berbagai tradisi agama, spiritualitas selalu menjadi inti dari ajaran yang mendalam.

Dalam Islam, tasawuf mengajarkan penyatuan dengan Tuhan melalui zikir dan penyerahan diri. Kini neuroscience membuktikan bahwa praktik tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan mental.

Dalam Kekristenan, doa bukan hanya sarana komunikasi dengan Tuhan, tetapi juga cara untuk menenangkan diri. Kini penelitian ilmiah menunjukkan manfaat doa terhadap stres, melalui analisis kerja otak.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Ketiga Hidup Bermakna, Passion

Dalam Buddhisme, meditasi telah lama diakui sebagai jalan menuju kedamaian batin. Neuroscience kini membuktikan bahwa meditasi secara signifikan meningkatkan fungsi otak, meningkatkan fokus, dan mengurangi stres.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait