Catatan Denny JA: Hukum Kedua Hidup Bermakna, Positivity
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Sabtu, 19 Oktober 2024 07:32 WIB
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, positivity memberi kita kekuatan mental untuk bertahan.
Positivity adalah bumbu rahasia bagi kehidupan yang penuh makna. Ia membangkitkan harapan di saat putus asa dan menginspirasi kita untuk melangkah maju bahkan ketika dunia tampak suram.
Para pemimpin yang mempraktikkan positivity mampu memotivasi tim mereka, menjaga semangat tetap tinggi, dan membawa inovasi di tengah ketidakpastian.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku
Namun, positivity tidak luput dari kritik. Istilah “toxic positivity” muncul untuk menggambarkan pemaksaan untuk selalu berpikir positif, bahkan dalam situasi sulit.
Banyak yang merasa bahwa ini dapat menyebabkan seseorang menekan emosi negatif yang sah, seperti kemarahan atau kesedihan.
Tidak setiap perasaan harus diabaikan atau diganti dengan senyum. Dalam beberapa kasus, emosi negatif adalah sinyal yang perlu didengar, dipahami, dan diatasi.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Tak Kutemukan Surga di Sana
Tetapi kritik ini sebenarnya menekankan pentingnya positivity yang lebih otentik. Positivity sejati tidak mengabaikan realitas—ia adalah penerimaan yang bijaksana terhadap emosi negatif tanpa membiarkan diri tenggelam di dalamnya.
Orang yang benar-benar positif merasakan setiap luka dan air mata, namun tetap memilih untuk berjalan dengan keyakinan bahwa badai yang mereka hadapi akan membawa pelangi.
Ini bukanlah bentuk pelarian; ini adalah kekuatan untuk bertahan dan berkembang.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perempuan Itu Belajar di Bawah Cahaya Kunang-kunang
Positivity dalam Ajaran Agama dan Filsafat