Catatan Denny JA: Hukum Kedua Hidup Bermakna, Positivity
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Sabtu, 19 Oktober 2024 07:32 WIB
Hati yang positif, seperti jantung yang kuat, mampu mengalirkan energi kehidupan yang stabil. Ketika kita menjaga pikiran tetap positif, sistem kardiovaskular kita pun ikut terlindungi dari kerusakan.
Pikiran yang positif bukan sekadar penghibur; ia adalah penyembuh fisik yang bekerja dari dalam.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies menambah bukti bahwa mereka yang mampu menerima emosi negatif dengan pendekatan positif, seperti mengubah perspektif atau menerima kenyataan, memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku
Positivity, di sini, bukan berarti menyangkal kesedihan, tetapi menjadikannya sebagai ladang untuk tumbuh. Ia seperti akar yang meresap jauh ke dalam tanah kekecewaan dan melahirkan pohon harapan yang baru.
Positivity adalah keputusan sadar untuk memandang dunia bukan melalui lensa keputusasaan, tetapi melalui cahaya kemungkinan.
Kita tidak selalu bisa mengontrol apa yang terjadi pada kita, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita bereaksi.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Tak Kutemukan Surga di Sana
Positivity mengajarkan kita bahwa badai akan berlalu, dan ketika langit cerah kembali, kita akan lebih kuat karena telah melewatinya.
-000-
Salah satu contoh kasus populer dari tokoh yang mendapatkan berkah dari positivity setelah kejatuhannya adalah Steve Jobs, pendiri Apple Inc.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perempuan Itu Belajar di Bawah Cahaya Kunang-kunang
Steve Jobs mengalami kejatuhan besar ketika pada tahun 1985 ia dipecat dari perusahaan yang ia dirikan sendiri, Apple. Pada saat itu, ia mengalami krisis pribadi dan profesional yang mendalam.