Catatan Denny JA: Wahai Para Esoteris, Berkumpulah
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Kamis, 17 Oktober 2024 08:19 WIB
Pandangan bahwa semua agama sama-sama benar bisa dianggap mengaburkan esensi dari setiap agama dan mengecilkan identitas uniknya.
Gagasan ini juga dianggap mengaburkan identitas agama itu sendiri. Dengan meyakini semua agama sebagai jalan menuju kebenaran yang sama, banyak yang merasa kehilangan keunikan dan nilai-nilai spesifik dari agama mereka.
Selain itu, pandangan kesatuan transendental ini dianggap idealis dan sulit diterapkan dalam dunia nyata. Setiap agama memiliki dogma dan pandangan eksklusif yang sulit disatukan tanpa mengorbankan identitas.
Baca Juga: Puisi Denny JA Warnai Perayaan Natal Komunitas Lintas Agama di Indonesia
Namun, dalam dunia yang semakin terhubung, pandangan kesatuan transendental ini membawa harapan. Bukan untuk menghapus identitas atau meremehkan perbedaan, tetapi untuk mengakui bahwa di balik semua itu, ada inti yang sama.
Pandangan ini adalah panggilan untuk menghargai kedalaman spiritual yang menyatukan, bukan untuk melebur perbedaan, melainkan untuk melihat kebenaran yang lebih mendalam.
Penutup: Menyadari Kedalaman yang Menyatukan
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah?
Di dunia yang penuh perpecahan, kesatuan transendental bukanlah gagasan untuk menghapus identitas agama. Ini adalah pengakuan bahwa di balik semua perbedaan itu, ada inti yang sama.
Panggilan untuk menyelami hingga ke akar batin, menemukan kebenaran yang melampaui bentuk, dan kedamaian yang kokoh.
Menyelam hingga ke akar batin adalah perjalanan menuju penyatuan yang lebih mendalam, bukan hanya dengan Yang Gaib, tetapi dengan sesama manusia dan diri kita sendiri.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Negaraku Hilang, Kekasihku Sirna
Perjalanan ini menuntut keterbukaan, kejujuran, dan kerendahan hati. Setiap langkah membawa kita lebih dekat pada pemahaman bahwa kedamaian sejati terletak pada kedalaman, bukan pada kesamaan yang dangkal.