DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Makna Hidup di Era Algoritma

image
Catatan Denny JA: Makna Hidup di Era Algoritma (istimewa)

Di Jepang, bahkan dibentuk posisi Menteri Kesepian untuk menangani masalah ini. Banyak orang merasa lebih terhubung dengan layar daripada sesamanya. Ini menimbulkan kehampaan yang memicu pencarian keseimbangan dan makna hidup yang hilang.

Data dari WHO menunjukkan bahwa angka bunuh diri kini lebih tinggi daripada kematian akibat terorisme, perang, dan kekerasan bersenjata. 

Fakta ini mencerminkan kegagalan manusia modern dalam menemukan kebahagiaan di tengah tuntutan hidup yang kian berat. Wellness hadir sebagai salah satu jalan untuk menjaga kesehatan mental dan ketenangan batin. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah?

Ia menawarkan ruang untuk beristirahat dari laju kehidupan yang dipacu data dan prediksi.

Kemudahan komunikasi virtual sering kali menggantikan hubungan nyata. Namun kualitas hubungan yang dibangun di dunia maya ini sering kali dangkal. Banyak orang merasa ada sesuatu yang hilang, yang mendasar dalam kehidupan. 

Wellness, melalui praktik meditasi dan refleksi, mengajak kita untuk kembali menyelami diri dan menemukan kedamaian. Inu bentuk ketenangan yang tidak bergantung pada faktor eksternal.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Negaraku Hilang, Kekasihku Sirna

-000-

Fenomena ini juga terlihat dalam kebangkitan spiritualitas modern, termasuk ketertarikan pada karya Jalaluddin Rumi. 

Di Amerika Serikat, karya-karya Rumi, penyair sufi dari Persia yang hidup lebih dari 800 tahun lalu, kini lebih populer daripada puisi T.S. Eliot atau Walt Whitman. (2)

Baca Juga: Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku

Kedalaman makna yang disampaikan Rumi tentang cinta universal dan spiritualitas tanpa batas menjadi panduan bagi banyak. Terutama bagi orang yang merasa hampa di tengah kesibukan modern.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait