DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Makna Hidup di Era Algoritma

image
Catatan Denny JA: Makna Hidup di Era Algoritma (istimewa)

Tulisan Seri dari Menghidupkan Sisi Spiritualitas Manusia (1)

ORBITINDONESIA.COM - “Kebenaran itu seperti cermin yang pecah di langit. Semua kita hanya memungut serpihan dari pecahan itu, lalu mengira itu keseluruhannya.”– Jalaluddin Rumi

Rumi menyampaikan bahwa kebenaran sejati adalah sesuatu yang luas, utuh, dan tak tersentuh oleh pemahaman manusia sepenuhnya. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah?

Seperti cermin yang pecah, setiap orang hanya mampu melihat secercah pantulan dari sesuatu yang lebih besar dan lebih dalam. 

Pesan ini mengingatkan kita bahwa apa pun pemahaman kita—dari perspektif personal hingga ilmiah—hanyalah sebagian kecil dari realitas yang lebih luas.

Di era algoritma, refleksi ini menjadi sangat relevan. Algoritma bekerja dengan menyusun serpihan data, menciptakan pola, dan menawarkan kenyamanan melalui prediksi. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Negaraku Hilang, Kekasihku Sirna

Namun, dunia algoritmik juga membatasi pemahaman kita akan kehidupan yang multidimensi. Ia membentuk “kebenaran” kita berdasarkan data yang tersedia dan yang disukai. Lalu ia menahan kita dalam batas informasi yang telah disusun.

Ketika hidup kita dikendalikan pola-pola digital, kita bisa terjebak dalam ilusi kebenaran yang hanya sebagian kecil dari keseluruhan.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Kincir Angin Tak Bisa Menahan Rinduku

Belanja gaya hidup wellness, termasuk kelas meditasi dan aplikasi seperti Calm, pada tahun 2024 telah mencapai angka 1,8 triliun USD. Itu sekitar 27 ribu triliun rupiah. 

Data ini disampaikan oleh McKinsey Global Institute. Angka ini menunjukkan peningkatan kebutuhan manusia akan kesehatan holistik yang melibatkan sisi spiritual. (1)

Hal ini kontras dengan sepuluh tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2015.  Tahun itu mencatat angka hanya sekitar 90 miliar USD. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Tak Kutemukan Surga di Sana

Pertumbuhan luar biasa ini menandakan semakin mendesaknya kebutuhan orang akan ketenangan batin di tengah kehidupan modern yang penuh kompleksitas.

Perubahan ini juga membawa perspektif baru tentang kesehatan. Wellness atau kesehatan holistik kini menjadi fokus utama dalam pencarian keseimbangan hidup manusia modern. 

Dr. Halbert L. Dunn, yang pertama kali mendefinisikan wellness pada tahun 1961. Dalam bukunya High Level Wellness, ia menyatakan sehat bukan sekadar bebas dari penyakit. Sehat juga hidup yang bermakna dan penuh kebahagiaan. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Perempuan Itu Belajar di Bawah Cahaya Kunang-kunang

Menurut Dunn, kesehatan sejati mencakup kesejahteraan batin yang dapat memberi ketenangan dan ketahanan dalam menghadapi stres.

-000-

Mengapa Manusia Modern Membutuhkan Wellness dan Spiritualitas?

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ilmu Menjadi Tanah Air Pengganti

Kebutuhan akan wellness dan spiritualitas modern dapat dilihat melalui beberapa fenomena penting yang muncul di era algoritma ini. 

Salah satunya adalah paradoks kesejahteraan materi yang tidak sejalan dengan kedamaian batin. Teknologi memberi kenyamanan yang luar biasa. Namun ia juga membawa keterasingan yang meningkat. 

Di Jepang, bahkan dibentuk posisi Menteri Kesepian untuk menangani masalah ini. Banyak orang merasa lebih terhubung dengan layar daripada sesamanya. Ini menimbulkan kehampaan yang memicu pencarian keseimbangan dan makna hidup yang hilang.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Untuk Mereka yang Terbuang di Tahun 1960-an

Data dari WHO menunjukkan bahwa angka bunuh diri kini lebih tinggi daripada kematian akibat terorisme, perang, dan kekerasan bersenjata. 

Fakta ini mencerminkan kegagalan manusia modern dalam menemukan kebahagiaan di tengah tuntutan hidup yang kian berat. Wellness hadir sebagai salah satu jalan untuk menjaga kesehatan mental dan ketenangan batin. 

Ia menawarkan ruang untuk beristirahat dari laju kehidupan yang dipacu data dan prediksi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Seniman yang Tak Kembali

Kemudahan komunikasi virtual sering kali menggantikan hubungan nyata. Namun kualitas hubungan yang dibangun di dunia maya ini sering kali dangkal. Banyak orang merasa ada sesuatu yang hilang, yang mendasar dalam kehidupan. 

Wellness, melalui praktik meditasi dan refleksi, mengajak kita untuk kembali menyelami diri dan menemukan kedamaian. Inu bentuk ketenangan yang tidak bergantung pada faktor eksternal.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Memahami Masyarakat Melalui Sastra

Fenomena ini juga terlihat dalam kebangkitan spiritualitas modern, termasuk ketertarikan pada karya Jalaluddin Rumi. 

Di Amerika Serikat, karya-karya Rumi, penyair sufi dari Persia yang hidup lebih dari 800 tahun lalu, kini lebih populer daripada puisi T.S. Eliot atau Walt Whitman. (2)

Kedalaman makna yang disampaikan Rumi tentang cinta universal dan spiritualitas tanpa batas menjadi panduan bagi banyak. Terutama bagi orang yang merasa hampa di tengah kesibukan modern.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Makna Hidup di Era Algoritma

Bagi Rumi, cinta adalah fondasi kehidupan. Ia mengatakan, “Cinta adalah agamaku, setiap hati manusia adalah tempat ibadahku.” Pesan ini mengajarkan bahwa cinta melampaui batas agama dan keyakinan.

Cinta mengajak kita untuk hidup dalam harmoni dan melihat hubungan manusia sebagai sesuatu yang sakral. 

Nilai ini menawarkan jawaban atas keresahan yang muncul akibat hubungan dangkal di era digital.

Rumi juga mengajarkan bahwa duka dan cobaan adalah bagian penting dari perjalanan batin yang memperkaya jiwa. “Jika datang bencana padamu, sambutlah ia sebagai tamu agung,” ungkapnya. 

Ia mengingatkan kita untuk menerima setiap pengalaman sebagai pelajaran batin, yang perlu diambil hikmah, dan diberikan makna.

-000-

Wellness yang melibatkan tubuh, pikiran, dan jiwa memberi harapan di tengah hidup yang semakin cepat. Wellness mengajarkan bahwa kesehatan batin hanya bisa dicapai jika aspek lain dari diri kita juga dirawat. 

Bermeditasi, berzikir, atau merenung memberi kesempatan untuk menghentikan pikiran yang sibuk dan merasakan kehadiran diri. 

Dengan meditasi, kita belajar memahami emosi, menerima diri apa adanya, dan merasakan kedamaian yang hadir dari dalam.

Beberapa tokoh inspiratif menunjukkan pentingnya wellness dalam menemukan makna di tengah kesulitan hidup. Tina Turner, misalnya, menemukan ketenangan dan kekuatan baru melalui meditasi Buddhis.

Ia lafalkan mantra “Nam-myoho-renge-kyo” saat berada di tengah krisis rumah tangga dan kesehatan. 

Ia bangkit kembali, menemukan kedamaian, dan meraih kesuksesan yang lebih besar.

Oprah Winfrey juga memanfaatkan wellness dalam hidupnya. Setelah menghadapi trauma masa lalu, ia menemukan ketenangan melalui meditasi dan mindfulness, serta menjaga keseimbangan emosionalnya. 

Oprah berbicara tentang pentingnya mindfulness, membantu banyak orang untuk menemukan keseimbangan dalam hidup mereka.

Lady Gaga, yang menghadapi kecemasan dan PTSD akibat insiden traumatis di masa mudanya, menggunakan wellness sebagai bagian dari perawatannya. 

Ia mengandalkan meditasi, yoga, dan terapi fisik untuk menjaga keseimbangan fisik dan emosionalnya. Dengan berbicara secara terbuka, ia menginspirasi para penggemarnya untuk menemukan kekuatan dalam menghadapi tantangan.

-000-

Kritik terhadap wellness muncul ketika praktik ini berubah menjadi komoditas
yang sering kali dangkal dan terbatas pada tren gaya hidup. 

Tapi apapun dapat didangkalkan. Yang penting, perlu terus ditumbuhkan hidup sehat secara holistik, sehat dengan elemen spiritualitas yang menenangkan.

Meningkatnya kebutuhan wellness dan spiritualitas menunjukkan bahwa manusia mencari sesuatu lebih dari sekadar efisiensi dan prediksi.  

Wellness dan esoterika menjawab tantangan ini, menyediakan jalan bagi kita untuk menemukan makna hidup yang tidak bisa diukur dengan data. 

Di tengah dunia yang semakin digital, wellness mengingatkan kita akan pentingnya kedalaman dan makna hidup. Di dalam ruang keheningan batin, jauh dari hiruk pikuk algoritma, kita mungkin akan menemukan serpihan kebenaran yang lebih utuh. 

Esoterika dan wellness menjadi kunci keseimbangan hidup, mengembalikan kontrol pada manusia dan memperkaya kehidupan di tengah dunia yang makin cepat dan digital.

Bali, 16 Oktober 2024 ***

(1) Laportan McKenzie Global Institute mengenai biaya keperluan wellness di tahun 2024, meningkat hingga 1,8 USD trilyun.

(2) BBC melaporkan buku karangan Rumi di Amerika Serikat justru lebih dibeli dibandingkan penyair dunia barat paling terkenal sekalipun.

Berita Terkait