Catatan Denny JA: Memahami Masyarakat Melalui Sastra
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 13 Oktober 2024 11:15 WIB
Pertama, Tragedi. Pendekatan ini menyoroti penderitaan dan konflik emosional tokoh, terutama dalam menghadapi ketidakadilan sosial.
Misalnya, puisi esai Atas Nama Cinta (2012) karya Denny JA menyentuh isu diskriminasi sosial melalui kisah cinta, menghadirkan tragedi yang memperlihatkan ketidakadilan dengan cara yang menyentuh hati.
Kedua, Epik. Pendekatan epik menghadirkan narasi heroik yang menunjukkan kekuatan karakter dalam menghadapi perubahan besar.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Mencari Akar Keluarga di Kebumen
Sebagai contoh karya Denny JA yang lain: Sapu Tangan Fang Yin (2012) yang menggambarkan perjuangan individu di tengah reformasi Indonesia, menginspirasi pembaca tentang ketangguhan dan semangat perjuangan.
Ketiga, Historisisme. Pendekatan ini menempatkan puisi esai dalam konteks sejarah, memberi bobot pada puisi esai sebagai dokumentasi sosial dan pengingat sejarah.
Testamen di Bait Sejarah karya Rama Prabu (2014), misalnya, menggambarkan tokoh dan peristiwa sejarah Indonesia, menghubungkan masa lalu dengan konteks masa kini.
Baca Juga: Catatan Denny JA: 12 Jam Protes Berbaring di Jalan Raya
Keempat, Kritisisme. Dengan pendekatan ini, puisi esai mengkritik ketidakadilan, korupsi, dan ketimpangan sosial, sehingga berfungsi sebagai advokasi sosial yang membangkitkan kesadaran publik terhadap isu-isu mendesak.
Mereka yang Takluk di Hadapan Korupsi (2014), karya Satrio Arismunandar secara eksplisit mengkritik budaya korupsi di Indonesia, mendorong urgensi perubahan sosial.
Kelima, Diskursus. Pendekatan ini menekankan dialog antarwacana yang mengundang berbagai perspektif, menciptakan ruang untuk debat dan refleksi yang dalam.
Imaji Cinta Halima karya Novriantoni Kahar (2013), menggambarkan kompleksitas hubungan sosial dan personal di tengah konflik nilai, mendorong sikap toleransi di masyarakat majemuk.