Warga Palestina di Gaza Utara Tolak Perintah Evakuasi Israel: "Lebih Baik Mati Daripada Pergi!"
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 10 Oktober 2024 08:30 WIB
"Keberlanjutan kejahatan Israel dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil yang mengungsi menunjukkan kebohongan mereka," tambahnya.
Ia mencontohkan kematian sedikitnya 26 orang pada akhir pekan ini dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah dan masjid yang menjadi tempat penampungan pengungsi di kota Deir al-Balah di pusat Gaza.
"Pembantaian ini terjadi pada hari yang sama saat tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi kami untuk menuju ke selatan," kata Awda.
Baca Juga: Krisis Gaza, Dukungan Bagi Palestina dan Tawaran Solusi Indonesia
Mureed Ahmad, 26, memiliki pandangan yang sama. "Kami menolak untuk meninggalkan rumah kami sejak hari pertama perang. Kami tidak akan menerima untuk pergi sekarang," katanya kepada Anadolu.
Pemuda Palestina ini percaya bahwa tentara Israel menggunakan "tekanan militer" untuk memaksa penduduk Jabalia mengungsi ke selatan.
"Kebijakan ini terbukti gagal, Penduduk Palestina menolak untuk meninggalkan rumah mereka meskipun tentara Israel terus mengepung," ujarnya.
Baca Juga: Ribuan Orang di Eropa Unjuk Rasa Menentang Israel dan Dukung Gencatan Senjata di Gaza
Otoritas Palestina memperkirakan ada sekitar 700.000 orang yang masih tinggal di Gaza utara.
Tentara Israel telah berulang kali mengeluarkan perintah bagi warga Palestina untuk mengungsi dari wilayah mereka sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Jalur Gaza utara telah berada di bawah pengepungan ketat Israel yang membuat seluruh penduduk wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.
Baca Juga: Ribuan Orang Berunjuk Rasa Dukung Palestina di Australia Jelang Setahun Genosida oleh Israel di Gaza
As'ad Al-Nadi, seorang warga Jabalia, mengatakan bahwa ia mencoba melarikan diri dari wilayah tersebut bersama keluarganya menuju "zona aman" di Gaza City bagian barat. "Namun, kami diserang secara langsung, menyebabkan anak laki-laki saya yang berusia 16 tahun terluka," kenangnya.