DECEMBER 9, 2022
Kolom

Menilik Kelompok-kelompok Perjuangan Palestina Sebagai Barikade Menghadapi Serangan Israel

image
Kelompok perlawanan Palestina di Gaza, Hamas (Foto: ANTARA)

Oleh Kuntum Khaira Riswan*

ORBITINDONESIA.COM - Satu tahun lalu, tepatnya pada 7 Oktober, menjadi tanggal saat kelompok perjuangan Palestina, Hamas, memutuskan untuk melakukan perlawanan atas kekejian Israel yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.

Perang Israel dengan negara-negara Arab bermula usai deklarasi kemerdekaan Israel pada 14 Mei 1948. Konflik besar meletus antara negara baru Israel dengan negara-negara Arab, terutama populasi Palestina yang tinggal di wilayah tersebut dan menyebabkan sekitar 700.000 orang Palestina mengungsi.

Baca Juga: Riyad al-Maliki: Hamas Perlu Bekerja di Bawah Payung Organisasi Pembebasan Palestina PLO

Sejak saat itu, Israel terus berupaya memperluas wilayahnya dengan merebut dan menguasai lebih luas wilayah Palestina melalui beberapa fase, termasuk pada 1967, saat Israel melancarkan serangan militer terhadap negara-negara Arab seperti Mesir, Yordania, dan Suriah.

Pada pagi hari 7 Oktober 2023 waktu setempat, Hamas melancarkan serangan besar-besaran yang terkoordinasi, mencakup penembakan roket ke wilayah Israel seperti Tel Aviv dan Yerusalem, serta serangan darat oleh pejuang yang melintasi perbatasan.

Serangan tersebut merupakan langkah yang mengejutkan, mengingat sebelumnya situasi tampak relatif tenang dan dianggap sebagai salah satu serangan terbesar terhadap Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Hamas Kukuh Dukung Usulan Gencatan Senjata 2 Juli dari Presiden Joe Biden, Tolak Usulan Versi Baru

Tercatat sekitar 1.000 orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur militer dan lokasi yang menjadi target peluncuran roket.

Israel melalui Pasukan Pertahanan Israel (IDF) segera merespons dengan operasi militer besar-besar melalui serangan udara di Gaza dan mobilisasi pasukan untuk menghadapi ancaman. Akibatnya, ketegangan meningkat dan pertempuran berkepanjangan berlangsung di berbagai lokasi

Selama operasinya, IDF melakukan ribuan serangan udara di Gaza yang menewaskan warga sipil terutama wanita dan anak-anak. Rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, pasar, hingga fasilitas pendidikan menjadi target serangan Israel.

Baca Juga: Israel dan Hamas Capai Kemajuan dalam Pembicaraan Pembebasan dan Pertukaran Sandera di Gaza

IDF juga mengklaim bahwa mereka telah menemukan pos militer Hamas berupa terowongan yang disebutnya berada di bawah bangunan sipil. Keyakinan mereka itulah yang kemudian menjadi dalih untuk menyerang fasilitas sipil, seperti Rumah Sakit Al-Shifa.

Halaman:
1
2
3
4
5
Sumber: Antara

Berita Terkait