DECEMBER 9, 2022
Internasional

Kondisi Terkini Ekonomi Israel Makin Suram Setelah Setahun Perang Genosida yang Brutal ke Gaza Palestina

image
Tentara Israel sedang melakukan patroli dan menangkapi warga Palestina. /ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Saat perang genosida Israel menebar bayangan gelap di wilayah dan dunia, para ahli memperingatkan bahwa miliaran dolar AS yang dihabiskan untuk menghancurkan Gaza dan rakyat Palestina bisa menjadi biaya yang terlalu tinggi bagi ekonomi Israel sendiri.

Hampir tidak ada tanda-tanda pemulihan, menurut seorang peneliti ekonomi Israel, dengan nilai indikator yang lemah, investasi asing dan pariwisata yang menurun, serta eksodus warga yang mengkhawatirkan, melukiskan gambaran suram bagi masa depan Israel.

“Krisis ekonomi hanya akan semakin memburuk. Tidak ada prospek pemulihan,” ujar ekonom politik Israel Shir Hever dalam wawancara dengan Anadolu.

Baca Juga: Citra Satelit Ungkap Kerusakan Tiga Bangunan di Pangkalan Udara Nevatim Israel Akibat Serangan Rudal Iran

Kata-katanya sejalan dengan penilaian terbaru Yoel Naveh, mantan kepala ekonom di Kementerian Keuangan Israel, yang mengatakan bahwa pemerintah harus bertindak "dengan tegas dan segera untuk … menghindari risiko krisis keuangan yang membayangi."

Arah saat ini, tambahnya, bisa “menyeret ekonomi Israel yang rusak oleh perang ke dalam resesi dan membahayakan keamanan nasional negara tersebut.”

Biaya ekonomi dari serangan mematikan Israel di Gaza, di mana hampir 140.000 warga Palestina terbunuh dan terluka sejak serangan lintas batas Hamas pada Oktober tahun lalu, diperkirakan lebih dari 67 miliar dolar AS (sekitar Rp1,04 kuadriliun), menurut perkiraan pada Agustus 2024 oleh ekonom Israel.

Baca Juga: Koridor Aman di Gaza oleh Pengeboman Brutal Israel Diubah Menjadi Koridor Kematian Penuh Mayat

Bank Israel menyatakan pada Mei bahwa biaya perang akan melonjak hingga sekitar 250 miliar shekel (66 miliar dolar AS/sekitar Rp1 kuadriliun) hingga akhir tahun depan.

Ekonomi Israel, di sisi lain, hanya tumbuh sebesar 0,7 persen pada kuartal kedua tahun 2024, jauh di bawah prediksi analis Bursa Efek Tel Aviv yang sebesar 3 persen.

Pada bulan Agustus, rasio defisit anggaran terhadap PDB berada pada minus 8,3 persen, meningkat dari minus 7,6 persen pada bulan Juni, minus 6,2 persen pada bulan Maret, dan minus 4,1 persen pada Desember tahun lalu.

Baca Juga: WHO Sebut Lebih 6 Persen dari 2,3 Juta Populasi Gaza Tewas atau Terluka Tahun Terakhir

Pada bulan Agustus 2024 saja, defisit anggaran mencapai 12,1 miliar shekel (3,22 miliar AS atau sekitar Rp50,2 triliun).

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait