DECEMBER 9, 2022
Kolom

Krisis Gaza, Dukungan Bagi Palestina dan Tawaran Solusi Indonesia

image
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri depan) duduk berdampingan dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa (kanan depan) dalam forum Pertemuan Tingkat Menteri tentang Situasi di Gaza dan Implementasi Solusi Dua Negara di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat, 26 September 2024. (ANTARA/Suwanti)

Oleh Suwanti*

ORBITINDONESIA.COM - Hanya butuh waktu satu tahun bagi Israel untuk menghilangkan nyawa 41 ribu orang Palestina. Sejak 7 Oktober 2023 hingga setahun kemudian, tak ada yang berubah kecuali jumlah korban meninggal dunia.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengiyakan hal ini. Membandingkan dengan kondisi setahun lalu, ia menyebut situasi rakyat Palestina di Gaza sungguh sulit dibayangkan.

Baca Juga: Hamas Konfirmasi Tewasnya Komandan Lapangan dalam Serangan Udara Israel di Lebanon

“Mereka berada dalam neraka dunia yang makin hari makin memburuk kondisinya,” kata Guterres dalam Pertemuan Tingkat Menteri dalam Mendukung UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, 26 September 2024.

Di “neraka dunia” inilah hampir 97 ribu warga Gaza mengalami luka-luka. Sementara dua juta orang harus mengungsi dari tempat tinggal mereka ke kamp yang hanya seluas Bandara Internasional Shanghai, menurut Guterres. Yang kini jadi soal, bahkan pemimpin PBB pun mengaku tak berdaya melakukan upaya.

“Konon ‘PBB tidak dibentuk untuk membawa kami ke surga, melainkan untuk menyelamatkan kami dari neraka.’ Sayangnya, PBB atau siapapun yang memiliki kuasa untuk melakukannya tidak mampu menyelamatkan warga Gaza dari neraka itu,” ucap Guterres.

Baca Juga: Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa: Kelompok Fatah dan Hamas Akan Bertemu di Kairo Mesir

Kecaman demi kecaman dilontarkan, seruan demi seruan dilontarkan, bahkan desakan demi desakan tak kurang banyak mengisi ruang-ruang pertemuan tingkat tinggi PBB.

Namun, menandai satu tahun serangan besar-besaran di Gaza, ketegangan malah dieskalasi oleh serangan udara Israel ke Lebanon.

Lagi-lagi masyarakat sipil gugur menjadi korban. Serangan intensif dalam sekitar dua pekan menewaskan lebih dari 2.000 nyawa, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Ratusan perempuan dan anak-anak di antara mereka.

Baca Juga: Sekitar 17.000 Anak Palestina Meninggal Akibat Serangan Brutal Israel di Jalur Gaza Sejak Oktober 2023

Muncul kesan pesimistis bahwa konflik tak mampu diredam segera, terlebih dengan masuknya Iran ke dalam pusaran konflik. Namun setidaknya Indonesia berdiri tegak pada posisinya: tak henti mendukung Palestina sejak hari pertama.

Halaman:
1
2
3
4
5
Sumber: Antara

Berita Terkait