Warga Palestina di Gaza Utara Tolak Perintah Evakuasi Israel: "Lebih Baik Mati Daripada Pergi!"
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 10 Oktober 2024 08:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tentara Israel yang telah menghabisi lebih dari 42.000 warga Gaza sejak tahun lalu, memerintahkan warga Palestina di Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia untuk meninggalkan rumah mereka di Gaza utara dan bergerak ke selatan.
Namun, banyak warga Palestina mengatakan tidak akan meninggalkan rumah mereka setelah dipaksa evakuasi oleh rezim Zionis.
"Lebih baik mati daripada pergi," kata Ibrahim Awda, warga Palestina yang tinggal bersama keluarganya di sebuah tenda di kamp pengungsi Jabalia, kepada Anadolu.
Baca Juga: Krisis Gaza, Dukungan Bagi Palestina dan Tawaran Solusi Indonesia
"Tentara pendudukan ini berusaha memaksa kami untuk bermigrasi dan pindah ke selatan setelah satu tahun bertahan di utara dan setelah kehilangan rumah dan pekerjaan kami," paparnya, menambahkan.
Awda, yang kehilangan dua anak dan rumahnya akibat serangan Israel, mengatakan bahwa penduduk Palestina di kamp Jabalia menolak untuk mematuhi perintah evakuasi Israel.
"Mereka tidak akan meninggalkan rumah mereka di Gaza utara kecuali kami mati," tegas lelaki yang telah berusia 42 tahun itu.
Baca Juga: Ribuan Orang di Eropa Unjuk Rasa Menentang Israel dan Dukung Gencatan Senjata di Gaza
Menurut laporan Anadolu, tentara Israel telah memperketat pengepungan di sekitar Gaza utara dari segala arah, memutus hubungan dengan Gaza City.
Serangan militer di Jabalia ini adalah yang ketiga oleh tentara Israel sejak pecahnya konflik Gaza tahun lalu.
Ratusan warga Palestina tewas dan ribuan terluka dalam penembakan artileri dan serangan udara Israel di kamp tersebut dalam beberapa bulan terakhir, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga: Ribuan Orang Berunjuk Rasa Dukung Palestina di Australia Jelang Setahun Genosida oleh Israel di Gaza
Awda mengatakan bahwa tentara Israel mencoba menipu warga Gaza utara dengan mengeklaim bahwa wilayah selatan "aman" bagi mereka.