DECEMBER 9, 2022
Internasional

Setahun Israel Serbu Jalur Gaza, Pakistan Tetap Konsisten Boikot Produk Perusahaan Pendukung Israel

image
Meskipun sudah satu tahun sejak serangan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 41.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, boikot terhadap merek asing, khususnya dari negara-negara yang mendukung Tel Aviv, sangat terasa di Pakistan, negara Asia Selatan yang memiliki senjata nuklir ini. /ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Wamiq Haris sedang mengawasi seorang pelayan di restoran kecilnya yang berada di distrik timur ibu kota komersial Pakistan, Karachi. Si pelayan sedang menempatkan botol minuman soda dan air ke dalam lemari pendingin.

Suasana restoran Pakistan itu tampak seperti biasanya, namun ada satu hal yang jelas berbeda: tidak ada merek-merek Barat, terutama minuman.

Meskipun sudah satu tahun sejak serangan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 41.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, boikot terhadap merek asing, khususnya dari negara-negara yang mendukung Tel Aviv, sangat terasa di Pakistan, negara Asia Selatan yang memiliki senjata nuklir ini.

Baca Juga: Paus Fransiskus Sebut Pemboman Israel di Gaza dan Lebanon "Tidak Bermoral" dan Tidak Proporsional

Kampanye boikot ini memang tidak resmi, meski Pakistan secara tegas menentang pendudukan Israel.

"Pelanggan masih tetap meminta merek lokal, yang secara drastis mengurangi konsumsi produk Barat, terutama minuman dan makanan penutup dalam satu tahun terakhir," kata Haris kepada Anadolu.

"Selama beberapa bulan terakhir, kami hanya memesan stok terbatas untuk merek internasional seperti soda dan es krim karena permintaannya sangat minim," tambahnya.

Baca Juga: Sekitar 17.000 Anak Palestina Meninggal Akibat Serangan Brutal Israel di Jalur Gaza Sejak Oktober 2023

Penurunan penjualan minuman asing ini adalah gambaran kecil dari gerakan yang digerakkan secara sosial untuk memboikot produk-produk yang terkait dengan AS dan Eropa di Pakistan di tengah serangan di Gaza.

“Kami mengira boikot ini, seperti kampanye serupa sebelumnya, akan berlangsung beberapa bulan saja, tapi ternyata saya salah. Ini masih berlanjut: orang-orang (masih) cenderung memboikot,” ujar Haris.

Dari penyedia katering tradisional hingga restoran cepat saji, dari asosiasi pengacara hingga klub sosial, gerakan boikot ini telah meninggalkan jejaknya.

Baca Juga: Aksi Protes Meluas di Kota-kota Eropa Menentang Serangan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon

Jumlah pelanggan di jaringan makanan cepat saji Amerika seperti KFC dan McDonald's juga menurun dalam beberapa bulan terakhir, memaksa restoran untuk mengurangi operasional di seluruh negeri.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait