DECEMBER 9, 2022
Internasional

Aksi Protes Meluas di Kota-kota Eropa Menentang Serangan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon

image
Aksi protes menyebar di berbagai kota di Eropa pada Sabtu, 28 September 2024, termasuk Stockholm, Helsinki, Paris, Jenewa, dan Istambul, sebagai tanggapan atas serangan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon. Para pengunjukrasa menyuarakan kemarahan mereka dan menuntut segera berakhirnya kekerasan, dengan menggambarkan situasi tersebut sebagai "genosida" dan mendesak adanya tindakan global. /ANTARA/Anadolu/py

"Mereka membawa bendera Palestina besar dan membentangkan spanduk bertuliskan: "Israel yang melakukan genosida akan dimintai pertanggungjawaban, rakyat Palestina dan Lebanon yang melawan akan menang." 

Umit Doğru, anggota Komite Aksi Palestina, menegaskan bahwa Israel, yang didukung oleh kekuatan imperialis, adalah "mesin pembunuh" yang bertanggung jawab atas kehancuran luas di kawasan tersebut.

Ia memuji ketangguhan rakyat Palestina dan Lebanon, dan menyatakan bahwa perjuangan mereka untuk kebebasan dan keadilan terus menginspirasi harapan di seluruh dunia.

Baca Juga: Hamas: Serangan Israel ke Sekolah Penampung Warga Sipil Gaza Adalah Kejahatan Perang di Bawah Kedok AS

Sementara itu, LSM Turki Human Movie Team mengorganisir sebuah protes di depan Kantor PBB di Jenewa atas serangan Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama hampir satu tahun.

Mereka yang berdemo termasuk anggota dari Komunitas Muslim Turki dan Swiss, yang membawa bendera dan spanduk Palestina serta menuntut tindakan tegas terhadap kekerasan yang dihadapi warga sipil.

"Sudah 356 hari sejak genosida dimulai di Gaza, dengan hampir 42.000 warga Palestina terbunuh menurut catatan resmi," kata Tulay Gokcimen, pendiri Human Movie Team.

Baca Juga: Antonio Guterres di Sidang Majelis Umum PBB New York: Krisis Gaza Adalah Mimpi Buruk yang Tak Kunjung Usai

Ia mengecam Israel karena mengebom rumah sakit dan memutus akses ke kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan obat-obatan, yang telah menyebabkan penderitaan dan kematian yang meluas bagi warga Palestina.

Akademisi Enes Yalman menekankan pentingnya tidak menormalkan "genosida."

"Kita tidak akan pernah menerima ini. Ini adalah tugas moral kita sebagai manusia," katanya, dan mendesak agar tekanan terhadap PBB dan organisasi internasional terus dilanjutkan untuk bertindak melawan kekerasan tersebut. 

Baca Juga: Dubes Rusia Vassily Nebenzia Kritik Sidang Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina di Tengah Krisis Gaza

Para pengunjuk rasa di berbagai kota mendesak pemerintah mereka untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel dan mengambil sikap menentang peningkatan kekerasan di kawasan tersebut.***

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait