BKPM, Nurul Ichwan: Investasi Akan Digenjot Naik 18 Persen Agar Ekonomi Tumbuh 8 Persen Pada 2025
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 27 September 2024 01:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan mengungkapkan, pemerintah akan menggenjot investasi sebesar 18 persen demi menunjang target pertumbuhan ekonomi senilai 8 persen pada 2025.
"Presiden terpilih, Prabowo Subianto telah menyebutkan berkali-kali, bahwa ekonomi Indonesia ditargetkan 8 persen atau lebih tinggi dari desain awal Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Untuk mencapai hal tersebut, realiasi investasi yang harus dilakukan Indonesia pada tahun depan adalah Rp1.905 triliun atau meningkat 18 persen," kata Nurul di Nanning, Daerah Otonom Guangxi Zhuang, China pada Kamis, 26 September 2024.
Nurul Ichwan menyampaikan hal tersebut dalam Indonesia-China Investment Forum 2024 yang diselenggarakan oleh BKPM bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Guangzhou dan dihadiri sekitar 100 pengusaha.
Baca Juga: Alimudin: Pembangunan IKN di Kalimantan Timur Secara Bertahap Telan Investasi Swasta Rp60 Triliun
Target realisasi itu bertambah dari target tahun ini yaitu Rp1.650 triliun. Diketahui realisasi investasi hingga semester I 2024 telah mencapai Rp829,9 triliun atau mencapai 50,3 persen dari target dan telah berhasil menyerap lapangan kerja sebanyak 1.225.042 orang.
Realisasi investasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp408,2 triliun atau 49,2 persen dari total investasi, dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp421,7 triliun atau mencapai 50,8 persen dari total realisasi.
"Tentu saja Indonesia tidak mungkin mencapai target itu sendirian. Itulah sebabnya kami harus bekerja sama dengan China dan China selama 5-6 tahun terakhir selalu berada di peringkat kedua dan ketiga investor terbesar di Indonesia," ungkap Nurul.
Baca Juga: Rosan Roeslani, Pengusaha dan Mantan Dubes yang Diangkat Presiden Jokowi Jadi Menteri Investasi
Di posisi pertama dan ketiga adalah investasi asal Singapura dan Hong Kong, meski menurut Nurul, tidak tertutup kemungkinan perusahaan Singapura yang berinvestasi di Indonesia menginduk kepada China dan Hong Kong juga sesungguhnya adalah bagian dari China.
"Artinya secara total, saya cukup yakin bahwa China adalah investor terbesar di Indonesia. Itu sebabnya kami berterima kasih kepada China atas kontribusinya di Indonesia, tapi mengapa harus berinvestasi di Indonesia?" tambah Nurul.
Terdapat sejumlah alasan kenapa Indonesia dapat dianggap sebagai negara tujuan investasi yang menjanjikan. Menurut Nurul, pasca pandemi, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun.
Baca Juga: Dirjen Imigrasi Silmy Karim: Golden Visa Telah Datangkan Investasi Rp4 Triliun
Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam seperti nikel yang menjadi bahan baku dari industri utama China yaitu kendaran listrik serta kebijakan pemerintah Indonesia yang berpihak pada hilirisasi.