DECEMBER 9, 2022
Kolom

Capaian ASEAN Lima Tahun Terakhir Menuju Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

image
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan paparannya saat Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Senin, 8 Januari 2024. Dalam acara tersebut Retno Marsudi menyatakan Indonesia telah berhasil menunjukkan kepemimpinan yang kokoh saat Indonesia memegang Presidensi G20 serta Keketuaan ASEAN dan Indonesia berhasil menunjukkan kepemimpinan yang mampu menavigasi rivalitas geopolitik, menjembatani perbedaan, dan Leading by Example. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.

ORBITINDONESIA.COM - Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN, berperan penting dalam memperkuat perekonomian di kawasan melalui kerja sama bilateral maupun multilateral dan dinilai mengantongi modal yang cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Momentum Keketuaan ASEAN pada 2023 dimanfaatkan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN, yang tidak hanya supaya tumbuh lebih cepat, namun juga merata.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa kendati digelar di tengah situasi sulit, Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 mampu berkontribusi terhadap upaya untuk menjaga stabilitas dan perdamaian serta kemakmuran di kawasan.

Baca Juga: Mantan Menlu Malaysia, Rais Yatim: ASEAN Perlu Lebih Vokal Dalam Penentuan Nasib Palestina ke Depan

Dalam 5 tahun terakhir, ASEAN berhasil mengukir berbagai pencapaian khususnya di sektor ekonomi, di antaranya Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ASEAN Leaders Declaration on the Developing Electric Vehicle Ecosystem, Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT), ASEAN Leaders Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Time of Crises, serta puluhan proyek yang bernilai miliaran dolar AS.

Terkait capaian ASEAN, pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah menyebut 10 negara anggota ASEAN telah secara sungguh-sungguh mempersiapkan sebuah integrasi ekonomi, sebagaimana terlihat dalam kebijakan ekonomi makro pada masing-masing negara.

"Pertama, tumbuhnya kesadaran kolektif, jika ASEAN kelak akan menjadi sebuah pasar yang besar dan kuat, sekaligus sebagai basis produksi yang kokoh. Kedua, meratanya tekad untuk mempermudah prosedur dan praktek dalam pertukaran barang, jasa dan tenaga kerja. Ketiga, sudah adanya rasa bangga jika ASEAN dapat berkembang menjadi sebuah kawasan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing dan terhubung dengan kawasan lainnya di dunia," kata Rezasyah saat dihubungi ANTARA, Kamis, 29 Agustus 2024.

Baca Juga: Retno Marsudi: Sebagai Produsen Utama Gandum, Rusia Mitra Penting ASEAN Dalam Ketahanan Pangan

Ada kesadaran bahwa secara kolektif mereka dapat mempersempit jarak dalam kesenjangan pembangunan ekonomi yang telah ada, terutama melalui pembangunan kapasitas kelembagaan di tingkat pemerintah dan dunia usaha menjadi pencapaian ke empat.

ASEAN secara kolektif juga mampu menyatukan potensi dan kapasitasnya untuk menyukseskan sebuah mekanisme yang lebih besar, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yakni sebuah skema kerja sama perdagangan yang besarnya mencapai 30 persen PDB global saat ini.

Dalam praktiknya, RCEP telah memungkinkan ASEAN bekerja sama dan bersaing secara sehat dengan kelompok negara yang lebih unggul, seperti Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Baca Juga: Menlu ASEAN Kutuk Serangan Israel Terhadap Warga dan Infrastruktur Sipil di Gaza Palestina

Walaupun terkena pandemi COVID-19, ASEAN mampu pulih lebih cepat dari perkiraan lembaga-lembaga internasional, terutama sekali dalam sektor manufaktur dan ekspor.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait