DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Ahli Polimer Jebolan Universitas di Jerman Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil Jadi Aman

image
Ilustrasi - Galon polikarbonat yang aman bagi kesehatan (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Ahli polimer jebolan salah satu universitas di Jerman menyebutkan unsur Bisfenol A (BPA) dalam campuran pembuatan kemasan Polikarbonat termasuk galon jumlahnya sangat sedikit. Selain itu, BPA ini akan bermigrasi hanya jika galonnya meleleh. 

Hal itu diutarakan ahli polimer lulusan University of Applied Science Darmstadt, Jerman jurusan Teknologi Polimer, Oka Tan, baru-baru ini.  “Unsur BPA itu jumlahnya sangat sedikit pada barang jadinya. Jadi, tidak mungkin Polikarbonat itu melepas BPA dalam jumlah yang sangat besar,” ujarnya.

Dengan membentuk kemasan yang sangat kuat dan tahan panas, BPA yang terikat dalam bentuk polimer pada galon Polikarbonat ini juga tidak akan mungkin bermigrasi saat terjadinya benturan atau gesekan dan jika terkena sinar matahari. 

Baca Juga: Dokter Anak dan Kepala BKKBN Sebut Tak Ada Kaitan Obesitas pada Anak dengan AMDK Galon Polikarbonat 

“BPA dalam polimernya tidak akan bermigrasi kecuali kemasannya itu meleleh. Tapi, itu kan tidak pernah terjadi, kemasan Polikarbonat itu sampai meleleh. Itu karena kemasan Polikarbonat ini tahan panas hingga ratusan derajat atau lebih dari 200 derajat,” ungkapnya. 

Jika terjadi gesekan saat proses distribusinya, menurut Oka, itu tidak mempengaruhi bagian dalam galon sama sekali. “Yang bergesekan itu kan bagian luarnya dan tidak bagian dalamnya. Jadi, tidak mungkin itu terjadi migrasi BPA ke dalam airnya. Orang mungkin berpikiran pada saat bergesekan akan terjadi bagian luarnya pecah sehingga mikroplastiknya keluar. Tapi sampai sekarang itu juga belum terbukti,” ucapnya.

Jadi, katanya, semua opini masyarakat yang mengatakan hal tersebut secara ilmiahnya tidak terbukti. 

Baca Juga: Anggota Komite Akreditasi BSN Pastikan Galon Polikarbonat Aman Digunakan

Baru-baru ini, seorang profesor ahli farmakologi dari Universitas Airlangga, Junaidi Khotib, menyampaikan bahwa ada kemungkinan jumlah ambang batas aman itu berubah. Sebab, jumlah BPA yang bermigrasi dari polimer polikarbonat sangat tergantung pada tingkat keasaman cairan yang dikemas, suhu penyimpanan (distribusi dan penyimpanan retail) dan paparan sinar matahari.

Menanggapi hal ini, Oka menegaskan bahwa BPA itu tidak akan bermigrasi, baik itu jika terjadi gesekan selama distribusinya maupun terkena sinar matahari. “Setiap orang bisa beropini seperti itu. Tapi, jika terjadi gesekan itu kan terjadi di luar galon bukan di bagian dalamnya. Jadi tidak mungkin itu terjadi migrasi. BPA itu juga baru bermigrasi jika kemasannya meleleh,” tandasnya. 

Menurutnya, sebelum digunakan untuk minuman, galon Polikarbonat itu dianeling dulu atau proses dipanaskan lagi, supaya lebih kuat. “Makanya orang suka pakai Polikarbonat ini karena dia tahan banting,” ujarnya. 

Baca Juga: Dokter Spesialis Penyakit Dalam Lukman Ali Husin Membantah Keras AMDK Galon Polikarbonat Sebabkan Diabetes

Secara prinsip, kata Oka, Polikarbonat ini juga masih diijinkan oleh FDA atau Food and Drug Administration, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat dan juga negara-negara lain termasuk Indonesia.

Halaman:
1
2

Berita Terkait